Seputar LAUH MAHFUZ
Dan tidak akan hilang lenyap dari pengetahuan Tuhanmu sesuatu dari sehalus-halus atau seringan-ringan yang ada di bumi atau di langit, dan tidak ada yang lebih kecil dari itu dan tidak ada yang lebih besar, melainkan semuanya tertulis di dalam Kitab yang terang nyata (Lauh Mahfuz). (Surah 10:61)
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quranul Majid; yang tersimpan dalam Lauh Mahfuz. (QS 85:21-22)
Tegasnya hukum Allah s.w.t terhadap segala kejadian dan segala sesuatu itu ialah Islam, yang tertulis pada Al-Quranul Majid di Lauh Mahfuz. Hukum ini diturunkan melalui Muhammad s.a.w kepada manusia.
Allah Taala berfirman, “Kami menurunkan kitab Alquran kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya. Maka dari itu, putuskanlah hukum di antara sesama mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan engkau dari kebenaran yang sudah datang padamu. Untuk masing-masing dari kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan.” (Q.S. Al-Maidah:48)
Non Muslim sering mempertanyakan Soal seputar Lauh Mahfuz. Berikut ulasan dan uraian mengenai Lauh Mahfuz ini.
Imam Bukhari dan Baihaki meriwayatkan sebuah hadis dari Imran bin Hushain, katanya, “Suatu ketika saya ada di samping Nabi saw., ketika sekelompok kaum dari Bani Tamim datang, beliau bersabda: ‘Sambutlah berita gembira itu, hai Bani Tamim. (Berita gembira yang dimaksudkan ialah siapa yang masuk Islam tentu akan selamat daripada kekal di neraka).’ Kaum Bani Tamim berkata, ‘Tuan telah memberikan berita gembira pada kita, maka berilah kita sesuatu.’ Tidak lama sesudah itu, orang-orang dari penduduk Yaman datang, lalu beliau bersabda, ‘Sambutlah berita gembira ini hai ahli Yaman, sebab kaum Bani Tamim tidak suka menyambutnya.’ Orang Yaman berkata, ‘Kita semua suka menyambutnya. Memang kita datang untuk belajar masalah agama, juga untuk menanyakan kepada Tuan perihal kejadian alam semesta ini pertama kalinya, bagaimanakah itu?’ Rasulullah saw. lalu bersabda, ‘Mula-mula Allah memang sudah ada dan adanya Allah sebelum adanya sesuatu apa pun. Arasynya ada di atas air, kemudian Allah menciptakan langit dan bumi, selanjutnya ditulislah segala sesuatu itu dalam zikir (Lauh Mahfuz).” (H.R. Bukhari dan Baihaki).
Dengan perkataan lain bahwa Lauh Mahfuz adalah merupakan ilmu Allah Taala yang berhubungan dengan segala sesuatu yang maujud ini, baik yang secara keseluruhan atau terinci, baik yang kecil atau pun yang besar.
Hadith ini diambil daripada Jabir bin Abdullah r.a., katanya : ...Serta baginda Rasulullah bersabda lagi, "(Ketahuilah) Selain dari itu, maka sebenar-benar perkataan ialah Kitabullah dan sebaik-baik jalan pimpinan ialah jalan pimpinan Muhammad s.a.w.; dan (sebaliknya) sejahat-jahat perkara ialah perkara-perkara baharu (yang diada-adakan dalam agama), sedang tiap-tiap perkara baharu (yang diada-adakan dalam agama) itu adalah bida`ah, dan tiap-tiap bida`ah itu sesat......
(HR Muslim)
Hadith ini (bergaris) merupakan satu pengisytiharan yang cukup besar artinya kepada kita. Bahwa tidak ada sebenar-benar perkataan dan sebaik-baik ucapan, melainkan Kitabullah, yakni al-Quran yang diturunkan oleh ALLAH SWT kepada kita sekalian.
Sebab itu kita perlu memahami berhubung dengan al-Quran itu sendiri. Seperti bagaimanakah berlaku proses penurunan al-Quran dan sedikit daripada perkara yang ada hubung-kait dengan " tunazzalah" atau penurunan al-Quran itu.
yang perlu kita ketahui ialah
1) Bagian yang pertama, para ulama telah menegaskan bahwa al-Quran itu datang daripada
sisi ALLAH SWT, kemudian menuju ke suatu tempat yang dinamakan "Lauh Mahfuz". Dan
daripada sisi ALLAH ke "Lauh Mahfuz" ini, yang disebut dalam Suratul
Buruuj ayat 21-22 :
" Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quranul Majid; yang tersimpan dalam LauhMahfuz.
(QS 85:21-22)
Al-Quran diturunkan melalui peringkat "tunazzalat" yang pertama.
Bila kita mengkaji "Ulum Quran", diajar subject ini kepada kita, yaitu dalam Bagian tunazzalat.
Pada bagian yang pertama ini, dari ALLAH ke Lauh Mahfuz, al-Quran diturunkan sebanyak 30 juz dengan 114 Surah sekaligus.
2) Bagian yang kedua pula ialah daripada "Lauh Mahfuz" menuju ke suatu tempat di langit
dunia, yang dinamakan "Baitul `Izzah". Ini adalah tunazzalat yang kedua.
Daripada "Lauh Mahfuz" ke "Baitul `Izzah", juga 30 juz dengan 114 Surah sekaligus
3) Dan proses penurunan yang ketiga, yaitu daripada "Baitul `Izzah" di langit dunia, turun ke bumi atau al-maklumnya kepada Nabi s.a.w. secara beransur-ansur, yang berjalan selama 23 tahun. Yakni 13 tahun turun di Mekah dan 10 tahun turun di Madinah. Dan surah-surah yang diturunkan di Mekah, dinamakan "Surah Makiyyah".
Manakala surah-surah yang diturunkan di Madinah, dinamakan "Surah Madaniyyah".
Bila kita sebut sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan apabila sebut saja penurunan al-Quran itu, yakni apa yang sebut sebagai "wahyu"; maka perkara yang perlu kita fahami ialah dihubung-kait pula dengan satu makhluk (malaikat Jibril), dengan suatu hari (hari Senin) dan dengan suatu tempat (gua hira).
Malaikat Jibril a.s. adalah penghulu bagi segala malaikat. Sifat Jibril a.s. ini, telah ALLAH sebut dalam Suratul Najm ayat 5 yang bermaksud, "Yang mengajar Muhammad itu adalah Jibril yang teramat-amat kuat."...
Dan firman-Nya lagi :
"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”. (Asy-Syu'ara: 192-195)
“Akan Kami (Allah) perlihatkan kepada mereka kelak bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan pada diri mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa Alquran adalah benar. Belum cukupkah bahwa Tuhanmu Maha Menyaksikan segala sesuatu?” (Q.S. Fushshilat:53)
Ya Allah, Sesungguhnya kebenaran hanyalah datang dan milik Engkau semata dan kesalahan serta kehilafan adalah dari hambaMu yang fatir ini
Al-Anaam [6:59]
Dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan segala yang ghaib, tiada sesiapa yang mengetahuinya melainkan Dialah sahaja dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut dan tidak gugur sehelai daun pun melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak gugur sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak gugur yang basah dan yang kering, melainkan (semuanya) ada tertulis di dalam kitab (Luh mahfuz) yang terang nyata.
Hud [11:6]
Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat dia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Luh mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan).
Al-Isra [17:58]
Dan tiada sesebuah negeri pun melainkan Kami akan membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami menyeksa penduduknya dengan azab seksa yang berat; yang demikian itu adalah tertulis di dalam Kitab (Luh mahfuz).
Al-Anbiya [21:105]
Dan demi sesungguhnya, Kami telah tulis di dalam Kitab-kitab yang Kami turunkan sesudah ada tulisannya pada Luh mahfuz: Bahawasanya bumi itu akan diwarisi oleh hamba-hambaKu yang soleh.
Al-Hajj [22:70]
Bukankah engkau telah mengetahui bahawasanya Allah mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi? Sesungguhnya yang demikian itu ada tertulis di dalam Kitab (Luh mahfuz); sesungguhnya hal itu amatlah mudah bagi Allah.
At-tur [52:41]
Adakah pada sisi mereka (Lauh mahfuz yang mengandungi) perkara-perkara yang ghaib, lalu mereka menyalin (daripadanya untuk menentang ajaran dan peringatanmu)?
Al-Qalam [68:47]
Atau adakah di sisi mereka (Luh mahfuz yang mengandungi) perkara-perkara yang ghaib lalu mereka menyalin (daripadanya untuk menentang ajaran dan peringatanmu)?
Abasa [80:15]
(Terpelihara) di tangan malaikat-malaikat yang menyalinnya dari Luh mahfuz;
Al-Burooj [85:22]
(Lagi yang terpelihara dengan sebaik-baiknya) pada Luh mahfuz.