Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Rebutan Citra, Kabinet Pecah Kongsi Tue Jan 06, 2009 7:41 pm | |
| Rebutan Citra, Kabinet Pecah KongsiSBY dan Jusuf Kalla 06/01/2009 - 17:44 INILAH.COM, Jakarta – Hangatnya suasana politik menjelang Pemilu 2009 mulai membelah Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). Klaim kesuksesan datang sendiri-sendiri dari koalisi partai politik pengusung Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Retaknya parpol-parpol pendukung kabinet mengingatkan publik pada situasi lima tahun lalu. Ketika itu, setahun menjelang berakhirnya pemerintahan Megawati Soekarnoputri, kekompakan pecah. Khususnya antara Megawati dan SBY yang kala itu menjabat Menko Polkam.
Situasinya sama tapi tidak serupa dengan saat ini. Nuansa tidak kompak itu muncul di tiap departemen, khususnya departemen yang berasal dari kader partai politik. Sukses di salah satu sektor diklaim sebagai kisah sukses parpol, bukan personal parpol yang duduk di pemerintahan.
Klaim Partai Demokrat mengawalinya. Mereka mengklaim keputusan pemerintah dua kali menurunkan harga bahan bakar minyak sebagai sebuah kisah sukses Partai Demokrat. Padahal, ketika pemerintah menaikkan harga BBM, Partai Demokrat bersembunyi entah dimana. SBY, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, bahkan ‘tak berani’ mengumumkan kenaikan harga BBM saat itu.
Belakangan, muncul pula iklan politik Partai Golkar. Si Beringin mengusung empat item yang menjadi andalan mereka. Mulai dari persoalan perdamaian Aceh, peningkatan mutu pertanian, peningkatan anggaran pendidikan, hingga pembangunan dan perbaikan infrastruktur.
Giliran Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang protes. Menurut mereka, kalaupun keempat sektor itu bisa dianggap sukses, maka itu adalah sukses Kalla sebagai Wakil Presiden. Kebetulan saja, Kalla juga Ketua Umum Partai Golkar.
Menurut kubu PAN, meningkatnya mutu pendidikan bahkan tidak terlepas dari kiprah Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo. Bambang tak lain adalah kader PAN yang pada Pemilu 2004 lalu menjadi Ketua Tim Sukses Pemenangan M Amien Rais sebagai capres. “Perlu diketahui, Menteri Pendidikan berasal dari PAN yang notabene program-programnya baik,” kata Zulkifli Hasan Ketua Fraksi PAN DPR, Selasa (6/1) di Jakarta.
Lain lagi dengan PKS. Partai pimpinan Tifatul Sembiring ini juga tidak enjoy dengan iklan politik Partai Golkar soal peningkatan pertanian. Menurut Ketua FPKS Mhafudz Siddiq, klaim prestasi akan wajar jika dimunculkan oleh presiden ataupun wapres. “Karena Presiden/Wapres adalah pemimpin di kabinet,” katanya kepada INILAH.COM, Selasa (6/1).
Tentu saja, aromanya beda jika klaim itu dimunculkan parpol. Pasalnya, pemerintahan SBY-JK adalah koalisi yang diisi banyak parpol. “Menjadi pertanyaan besar jika kesusksesan pemerintah diklaim oleh partai tertentu,” tegasnya. Dia mengaku PKS tak bakal ikut-ikutan melakukan iklan politik dengan mengklaim prestasi kadernya di kabinet.
Sejauh ini, Partai Demokrat dan Partai Golkar memang paling sering mengklaim sukses pemerintahan sebagai bagian dari pencitraan positif. Padahal, kabinet SBY-JK disokong banyak partai lain seperti PKS, PPP, PAN, PKB, PKPI, dan PBB.
Kendati demikian, Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah, mengaku senang jika prestasi kader partainya diklaim pihak lain. Menurut dia, Menteri Pertanian Anton Apriyantono yang kader PKS, dengan begitu telah diakui prestasinya. “Anton bukan sekadar menteri, tapi negarawan. Itulah ciri kader PKS,” katanya seolah berpromosi.
Pengamat politik dari UI, Arbi Sanit menilai, klaim-mengklaim antar partai politik penyokong pemerintah adalah keniscayaan di pemerintahan yang berpijak pada koalisi pelangi seperti KIB. “Ini konsekwensi dari kabinet pelangi. Jadi semua partai yang terlibat berhak mengklaim,” katanya enteng.
Ia juga yakin, situasi ini sama sekali tidak akan mengancam eksistensi KIB hingga usai berakhirnya pemerintahan SBY-JK. Menurut dia, jika menteri mundur jelas akan merugikan partainya. “Karena dengan terlibat di kabinet, partai politik akan untung, baik materi maupun imaterial berupa klaim,” cetusnya. [I4] | |
|