Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Mubarok: Saya Tidak Katakan Golkar Dapat 2,5 Persen Tue Feb 10, 2009 9:43 pm | |
| Mubarok: Saya Tidak Katakan Golkar Dapat 2,5 Persen Selasa, 10/02/2009, detik.news Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok membantah mengatakan Golkar hanya mendapat 2,5 persen suara. Mubarok mengaku statemennya dipelintir guna mengadu domba Golkar dan Demokrat.
Inilah wawancara detikcom dengan Prof Dr Ahmad Mubarok, melalui telepon, Selasa (9/2/2009) pukul 20.30 WIB:
Benarkah bapak mengatakan bahwa Golkar nanti dalam Pemilu 2009 hanya mendapatkan 2,5 persen?
Ya enggaklah. ceritanya begini. Di sela-sela Rapimnas, ada yang bertanya soal koalisi. Pertanyaannya, kenapa nggak koalisi sekarang? Saya jawab kalau kolisi sekarang itu kan di awang-awang.
Kalau koalisi kan harus dengan realitas politik, jawab saya. Wartawan bertanya, jadi nunggu pemilu pak? Saya jawab, ya, karena pemilu itu bisa membuat yang kecil jadi besar dan yang besar jadi kecil.
Wartawan bertanya lagi, apakah Golkar itu naik atau turun, ya saya jawab itu tergantung rakyat. Bisa naik, bisa turun.
Wartawan bertanya lagi, kalau turun bisa nggak sampai 2,5 persen? Saya jawab, di dunia ini apa saja bisa terjadi. Yang ada menjadi tidak ada, dan yang tidak ada menjadi ada seperti Partai Demokrat kemarin. Jadi ya bisa 2,5 persen, 10 persen dan bisa berapa saja.
Jadi tidak ada niatan menghina Pak?
Tidak ada niatan untuk merendahkan atau melecehkan. Saya hanya menjelaskan rasionalisasi koalisi capres itu setelah pemilu legislatif.
Apakah bapak akan menuntut media yang menulis secara tidak akurat dan proporsional itu?
Nggak usah. Biarin, ini kan masalah politik. Politik itu selalu naik turun, jatuh bangun
Anda merasa pernyataan Anda dipelintir?
Ya, tapi kan itu biasa di dunia wartawan, meskipun gak semuanya. Saya paham, apalagi yang punya kepentingan. Jadi kalau ada begitu kita nggak kaget.
Apakah Profesor akan menemui langsung Presiden untuk menjelaskan masalah ini agar jelas?
Itu gak usah diprogram, juga ketemu. Kalau kebenaran, itu tetap kebenaran, kan pasti akan nampak pada waktunya. Gak usah dibuat-buat. Pak SBY tahu saya.
Tadi bapak lihat siaran persnya SBY?
Ya saya lihat. Beliau sudah benar itu.
Bagaimana perasaan bapak?
Biasa saja , karena saya tidak punya pikiran seperti itu. Saya tidak ada niat menjelekkan dan apalagi melecehkan. | |
|