Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Paman Sam Bakal Jadi Gembel? Fri Feb 20, 2009 2:14 pm | |
| Paman Sam Bakal Jadi Gembel? 20/02/2009 Washington – Setelah paket stimulus ditandatangani menjadi undang-undang, perekonomian Amerika Serikat ternyata belum juga menunjukkan tanda-tanda bakal segera bangkit.
Alih-alih mendapat respons positif anggaran dana yang sangat besar yang tercakup dalam paket stimulus ekonomi Presiden Obama itu, yang terjadi di pasar kini adalah kecemasan mengenai efektivitas dan prospek pengembalian uang rakyat itu oleh korporasi yang mendapatkan talangan.
Bahkan sektor perumahan dan keuangan yang menjadi perhatian utama dari proses pemulihan, hingga saat ini belum juga memberikan sinyal positif untuk bangkit. Penjualan perumahan masih lesu, sementara kerugian yang diderita sejumlah lembaga keuangan raksasa AS terus melambung.
Belum lagi sektor otomotif, terutama General Motors yang menjadi ikon otomotif Amerika, kini masih membutuhkan dana talangan lebih besar lagi agar mereka bebas dari belitan masalah akibat anjloknya penjualan.
Ditambah lagi 'jeritan' dari perusahaan pemasok komponen otomotif yang juga butuh bantuan dari pemerintah setelah industri ini juga kelimpungan karena tak mendapat bayaran dari pabrikan mobil dan juga sepi pesanan komponen.
Berharap banyak paket stimulus Obama yang hampir US$ 1 triliun itu mampu segera menggairahkan perekonomian, ternyata cara yang salah. Pasar dan rakyat AS seharusnya jangan terlalu berharap banyak, karena hampir semua sektor ekonomi lumpuh, sehingga membutuhkan pembenahan tak hanya sektor keuangan, perumahan dan otomotif, tapi juga sektor-sektor yang lain.
Coba perhatikan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran, kian hari kian meningkat. Bahkan berdasarkan data yang dirilis Kamis (19/2), jumlah penganggur AS sudah mencatat rekor tertinggi, yakni mendekati 5 juta orang. Itu gambaran bahwa semua sektor ekonomi sulit menampung angkatan kerja yang terkena PHK, apalagi angkatan kerja baru.
Jumlah penganggur yang mengajukan tunjangan melonjak 170 ribu orang, sehingga jumlah total penganggur di Negeri Paman Sam itu tercatat sebanyak 4,99 juta orang pada pekan yang berakhir pada 7 Februari 2009.
Itu merupakan jumlah pengangguran tertinggi sejak 1967 dan memicu kenaikan tingkat pengangguran menjadi 3,7%, tertinggi sejak 1983, ketika perekonomian bangkit dari masa resesi 16 bulan.
Sementara jumlah aplikasi baru untuk mendapatkan tunjangan pengangguran tercatat 627.000 pekan lalu, hampir menyentuh level tertinggi dalam 26 tahun terakhir dan kian meningkatkan kemungkinan jumlah PHK di sektor non-pertanian mampu menembus angka 600.000 pada Februari.
Itu sebagai pertanda bahwa resesi ekonomi di AS yang telah berlangsung selama 13 bulan, kini sudah semakin menukik ke dasar jurang. Data aktivitas pabrikan pada Februari anjlok, dan ini yang memicu percepatan dalam pertambahan jumlah penganggur.
"Data itu mengindikasikan percepatan kehancuran ... lapangan kerja hilang dan jumlah penganggur semakin menumpuk," kata Kevin Logan, ekonom senior di Dresdner Kleinwort di New York, seraya menambahkan bahwa kini semakin sulit orang mendapatkan pekerjaan.
Indikator kehancuran ekonomi AS lainnya terlihat dari anjloknya indeks Dow Jones ke level terendah sejak Oktober 2002 lalu. Pada perdagangan Kamis (19/2), indeks saham unggulan itu melorot di level 7.465,95, itu merupakan level terendah sejak penutupan perdagangan Oktober pada enam tahun lalu.
Steven Wieting, ekonom di Citigroup di New York, mengatakan data itu menunjukkan bahwa terjadi lonjakan tingkat pengangguran, dan kondisi ini akan terus berlangsung dalam beberapa bulan ke depan karena data produksi terkoreksi sangat tajam.
Seorang peneliti di San Francisco Federal Reserve Bank mengatakan dalam sebuah newsletter bahwa lapangan kerja AS akan anjlok sekitar 4% ketika resesi ini berakhir, dan itu menunjukkan penurunan terdalam sejak 50 tahun terakhir.
Jumlah PHK yang amat masif dan agresif dan ditambah lagi dengan munculnya kepastian dalam pekerjaan, membuat rumahtangga Amerika, yang pendapatannya banyak tergerus akibat krisis di sektor perumahan dan pasar modal, akan terus memangkas pengeluaran mereka, dan kondisi ini akan semakin menyulitkan upaya pembangkitan kembali perekonomian AS.
Kini, akan banyak rakyat Amerika yang hanya mampu berharap paket stimulus senilai US$ 787 miliar yang diluncurkan Obama akan berjalan sesuai rencana. Para penganggur juga hanya bisa berdoa semoga paket stimulus itu dapat mengajak mereka aktif bekerja kembali seperti yang dijanjikan presiden AS ke-44 itu bahwa stimulus besar ini dapat menciptakan setidaknya 3,5 juta lapangan kerja baru.
Tak banyak yang bisa dilakukan rakyat AS, karena mereka sudah tak punya daya lagi untuk melangkah kecuali terus berhemat.
Ini akan menjadi pertaruhan Obama yang mendapat dukungan begitu besar dari DPR, Senat dan Kongres dengan harapan paket stimulusnya dapat memuluskan langkah ekonomi Amerika lagi. Jika tidak, mungkin Amerika akan terendam dalam jurang resesi yang paling dalam. inilahcom | |
|