Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Kesepakatan 10 Parpol, Blok Perubahan Terbentuk Wed Feb 25, 2009 11:54 pm | |
| Kesepakatan 10 Parpol Blok Perubahan Terbentuk Suara Pembaruan, 25 Feb 2009 [JAKARTA] Sepuluh partai politik (parpol), Rabu (25/2) siang mendeklarasikan terbentuknya Blok Perubahan. Kesepuluh parpol itu (lihat tabel) berhaluan anti status quo, yang menghendaki ada demarkasi yang jelas antara kekuatan pro status quo dan anti status quo.
"Ini terbentuk untuk merespons dominasi pro status quo. Kesepuluh parpol ini menghendaki adanya perubahan yang hakiki, yakni memperbaiki nasib rakyat. Kami ingin demarkasi yang jelas," ujar salah satu penggagas Blok Perubahan, Rizal Ramli, kepada SP, di Jakarta, Rabu, siang.
Para penggagas Blok Perubahan menilai, selama ini kekuatan pro status quo berpura-pura menampilkan wajah reformis. "Melalui iklan-iklan, mereka seolah-olah reformias. Padahal tindakan mereka menyesatkan rakyat," sambung Rizal.
Koalisi Alternatif
Seiring dengan terbentuknya Blok Perubahan, parpol yang diprediksi hanya mampu meraih maksimal 10 persen suara dalam Pemilu Legislatif 2009 atau dikenal dengan sebutan parpol menengah, mulai menggeliat. Mereka ingin mengimbangi tiga kekuatan parpol besar, yakni Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dan Partai Demokrat, dengan membentuk koalisi alternatif. Mereka berupaya mengajukan calon presiden (capres), di luar tiga nama yang telah mencuat, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla (JK).
Pada Pemilu 2004, parpol-parpol menengah meraup suara yang cukup signifikan. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengantongi 10,57 persen suara, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 8,15 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 7,34 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 6,44 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 2,62 persen, Partai Bintang Reformasi (PBR) 2,44 persen, dan Partai Damai Sejahtera (PDS) 2,13 persen. Apabila, suara parpol menengah itu dihimpun bisa mencapai 40 persen dan mereka berhak mengajukan capres-cawapres.
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Effendy Choirie menilai perlu ada kekuatan alternatif untuk mengimbangi tiga blok kekuatan politik yang muncul saat ini. Rakyat sudah jenuh dengan figur pemimpin lama yang masih saja ditawarkan.
"Misalnya Megawati, SBY dan JK, rakyat sudah mengetahui rekam jejak mereka, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saya melihat perlu ada satu kekuatan alternatif untuk menjawab kejenuhan masyarakat," katanya kepada SP di Jakarta, Rabu (25/2).
PKB, kita dia, bisa menggalang koalisi alternatif dengan menggandeng partai-partai menengah dan kecil, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hanura, Gerindra, Partai Matahari Bangsa (PMB), dan parpol-parpol lain. "Partai-partai ini perlu berkoalisi membangun ke- kuatan alternatif, dan saya kira kekuatan ini sedang ditunggu rakyat sebagai pilihan yang diharapkan bisa mewujudkan harapan rakyat," katanya.
Sejumlah tokoh yang berpeluang menjadi capres-cawapres dari koalisi alternatif, antara lain Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wiranto, Muhaimin Iskandar, Prabowo, Sutiyoso, Rizal Ramli, Soetrisno Bachir, Eros Djarot, dan Marwah Daud Ibrahim.
Senada dengannya, Koordinator Pembinaan Teritorial DPP PKS Jazuli Juaeni menyatakan kekuatan alternatif untuk mengimbangi kekuatan SBY, Megawati, dan JK, bisa saja muncul. Namun seberapa besar kekuatannya, masih harus dilihat dari hasil pemilu legislatif. "Pemilu legislatif belum juga terjadi, jadi kita belum tahu seperti apa kekuatan riil politik masing-masing partai. PKS akan merespons dengan baik semua tawaran koalisi, termasuk dari kekuatan alternatif," katanya.
Partai Bulan Bintang pun yakin tidak hanya tiga kekuatan yang bakal bertarung dalam pilpres. Menurut Ketua DPP PBB, Hamdan Zoelfa, kemungkinan munculnya blok dari kekuatan alternatif masih cukup kuat. Kubu alternatif itu, katanya, sedang digagas oleh kubu poros tengah, seperti PKB, PBB, PPP, dan juga akan meng-gandeng PKS.
Tunggu Pemilu Legislatif
Sementara itu, PAN juga akan membentuk blok tersendiri, di luar tiga kekuatan yang telah ada. "Sesuai hasil Rakernas PAN Mei 2008 di Surabaya, apabila perolehan kursi PAN di DPR pada Pemilu 2009 minimal mencapai 15 persen, maka PAN akan mencalonkan kader-kader terbaiknya menjadi capres atau cawarpes. Tetapi soal siapa orang-orangnya kita menunggu hasil pemilu legislatif," kata Wakil Sekretaris Jen- deral PAN, Ifa Yoga.
Menurutnya, koalisi antarparpol baru bisa dibangun setelah diketahui hasil pemilu legislatif.
Ketua DPP PPP, Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan sampai saat ini partainya belum dapat menentukan pilihan, apakah berada di blok Megawati, SBY, JK, atau membentuk blok baru.
Menurutnya, kekuatan Megawati, SBY, dan JK, akan sangat ditentukan oleh siapa yang akan menjadi cawapres mereka. "Saya kira sebelum pemilu legislatif, sangat sulit memastikan siapa figur cawapres yang mendampingi ketiga tokoh itu," ujarnya.
Senada dengannya, PDS juga belum memutuskan masuk ke salah satu blok, karena masih menunggu hasil pemilu legislatif. Wakil Ketua Umum PDS Denny Tewu menyatakan di luar tiga kekuatan politik, kemungkinan akan muncul kekuatan lain yang disebut poros tengah. Tetapi, lanjutnya, dengan melihat peta politik saat ini, blok ini juga akan melebur ke dalam ketiga kekuatan itu. "Partai-partai menengah, termasuk PDS, kemungkinan besar tidak akan membentuk blok sendiri untuk mengusung capres-cawapres.
Namun, semuanya tetap bergantung pada hasil pemilu legislatif dan segala sesuatu bisa berubah," katanya. | |
|