Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Indonesia Akan Kehilangan Rp 1.150 triliun pada 2009 Tue Mar 03, 2009 5:08 pm | |
| Indonesia Akan Kehilangan Rp 1.150 triliun pada 2009 Suara Pembaruan,Selasa 03 Maret 2009 Pembicara (dari kiri ke kanan) Konselor Ekonomi Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Pater Haas, Chairman Capital Price Research Roy Sembel, mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli, dan pengamat ekonomi dari Universitas Northwestern, Jeffrey Winters tampil sebagai pembicara pada diskusi ekonomi bertajuk "Strategies Surviving the Economy in Crisis" di Jakarta, Selasa (2/3). Diskusi ini membahas mengenai implikasi dan antisipasi stimulus ekonomi global dalam konteks Indonesia.
[JAKARTA] Direktur Capital Price Research Roy Sembel mengatakan, dampak pertumbuhan ekonomi yang lambat karena krisis ekonomi global diperkirakan akan membuat Indonesia kehilangan Rp 1.150 triliun.
"Volume perdagangan akan turun dan menyebabkan Indonesia kehilangan sekitar Rp 2 triliun per hari," kata Roy pada seminar bertema Strategi Penyelamatan Ekonomi Pada Krisis, Implikasi dan Antisipasi dari Stimulus Ekonomi Global, Senin (2/3), di Jakarta.
Menurut Roy, Indonesia akan butuh waktu yang cukup lama agar pulih dari kondisi ekonomi ini dengan tingkat pemulihan 15-20% per tahun. Untuk itu, Roy mengingatkan, bagi para pelaku bisnis di Indonesia untuk berpikir strategis dan jangka panjang disertai dengan analisis pasar yang jelas.
Pada acara yang sama, ahli politik dan ekonomi dari Northwestern University Jeffrey Winters memprediksi, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup lambat diperkirakan membuat Indonesia akan terus terpuruk hingga tahun 2045 men- datang.
Dalam kurun waktu tersebut, diperkirakan juga pendapatan per kapita Indonesia hanya akan berkisar US$ 20.000-40.000, sementara negara yang lainnya berada pada kisaran lebih dari US$ 50.000.
"Setelah satu abad kemerdekaan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berada di bawah Tiongkok, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, dan Vietnam serta hanya akan sedikit unggul dari Filipina," ujar Winters.
Namun, Konselor Ekonomi dari Kedubes AS Peter Haas tetap optimistis bahwa Indonesia masih mampu dan memiliki peluang untuk menstabilkan ekonomi terkait krisis tahun ini. Keterkaitan Indonesia dalam keanggotaan G-20, bagi Haas, merupakan kunci bagi Indonesia, karena perannya tersebut dapat membantu perekonomian dalam negeri.
Sementara itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Keuangan, Rizal Ramli mengatakan untuk mengembalikan kondisi Indonesia dan memperbaiki perekonomian bangsa, sudah seharusnya demokrasi dilakukan sebaik-baiknya. Ia menganggap bahwa aset-aset penting yang banyak dimiliki oleh pihak asing harus diambil alih oleh negara.
"Sampai kapan pun, jika kondisi ini tidak diperbaiki maka masyarakat pada kelas bawah akan semakin miskin dan yang kaya akan semakin kaya," tuturnya. [FLS/N-6] | |
|