Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Pengebom Suami-Istri Sat Jul 18, 2009 4:33 pm | |
| Pengebom Suami-Istri suara Pembaruan, 18 July 2009[JAKARTA] Polisi mencurigai penyewa kamar 1808 Hotel JW Marriott tempat ditemukannya bom yang masih aktif, adalah pasangan suami. Keduanya diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel Marriott dan Ritz Carlton, pada Jumat (17/7) pagi.
Selain mencurigai suami -istri sebagai pengebom dua hotel mewah tersebut, penyelidik juga menduga keduanya adalah anggota sel baru dari jaringan gembong teroris Noordin M Top.
Kecurigaan tersebut disampaikan sumber SP di Mabes Polri, Sabtu (18/7) pagi, terkait perkembangan penyelidikan. Sejauh ini, polisi telah mengetahui identitas mayat yang diduga salah satu pelaku, yakni bernama Nurdin Aziz, berdasarkan data dari pihak hotel. Nurdin berpe- rawakan sedang, dengan tinggi badan 167 cm, berambut panjang. Namun, polisi juga mencurigai pelaku menggunakan KTP palsu.
Sedangkan,jenazah wanita yang diduga sebagai istri Nurdin, belum terungkap identitasnya. Saat ini, jenazah yang ditemukan di Hotel Ritz Carlton tersebut masih berada di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisi keduanya saat ditemukan adalah kepala terpisah dari tubuhnya.
Sosok pria yang diduga sebagai Nurdin, tertangkap kamera CCTV lobi Hotel JW Marriott, tengah berjalan membawa kopor dan tas ransel, memasuki Restoran Syailendra, sekitar 30 detik sebelum bom meledak.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna membenarkan adanya penyelidikan intensif terhadap identitas penyewa kamar 1808 Hotel JW Marriott. Namun, dia belum bersedia menjelaskan ciri atau identitas lengkap sosok penyewa kamar hotel bintang lima itu.
"Keberadaan pelaku di dua hotel tersebut, demikian juga penelusuran jaringan pelaku itu terus dimaksimalkan. Termasuk, penelusuran penyewa sebuah kamar hotel JW Marriott," ujar Nanan.
Lebih Rapi
Aksi pengeboman Jumat kemarin yang menewaskan sembilan orang dan melukai sekitar 50 orang, dilakukan lebih rapi dibandingkan aksi-aksi serupa sebelumnya. Indikasinya, pelaku tidak lagi menggunakan mobil sebagai sarana utama pengeboman, sebagaimana yang terjadi saat tragedi Bom Bali I tahun 2002, bom JW Marriott pada Agustus 2003, dan bom di Kedubes Australia pada 2004.
Aksi teroris dilakukan dengan menyamar sebagai tamu yang menginap di hotel mewah tersebut selama sekitar sepekan. Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengklaim, kelompok penjahat transnasional itu sudah merancang matang skenario pengeboman. Apalagi telah menginap di kamar 1808 Hotel JW Marriott sejak 15 Juli lalu, dan mereka juga menjadwalkan akan check out pada hari peledakan, atau Jumat (17/7) siang.
Selama menginap pelaku diduga merakit bom di dalam kamar yang disewa. Modusnya, bahan peledak dibawa per komponen, guna menghindari alat pendeteksi bom.
Saat itu, pelaku juga berkesempatan mempelajari secara saksama seluk beluk pengamanan hotel, yang dikenal super ketat pasca pengeboman pada 2003.
Korban Dipulangkan
Salah satu korban tewas, Timothy D Mackay (61), menurut rencana akan dibawa pulang ke negara asalnya, Selandia Baru, pada Minggu (19/7).
Sejak Jumat malam, jenazah Presiden Direktur PT Holcim Indonesia tersebut disemayamkan di Rumah Duka RS Dharmais, Jakarta.
"Kami memberi kesempatan kepada seluruh karyawan Holcim dan relasi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum," kata Corporate Communication PT Holcim Indonesia, Deddy Nugroho, Sabtu (18/7) pagi.
Dia mengungkapkan, saat pengeboman terjadi, Timothy tengah menghadiri pertemuan dengan sesama pemimpin perusahaan multinasional di Hotel JW Marriott.
Sementara itu, di lokasi pengeboman, ratusan polisi dan TNI tampak berjaga-jaga di kawasan sekitar JW Marriott dan Ritz Carlton. Hampir di seluruh akses dari dan menuju kawasan Mega Kuningan dijaga ketat petugas yang bersenjata lengkap hingga mencapai radius 150 meter dari lokasi.
Selain di dua lokasi pengeboman, petugas juga menutup akses ke Apartemen Syailendra dan Plaza Mutiara, yang berada tepat di samping JW Marriott. Seluruh penghuni apartemen terpaksa harus melewati pemeriksaan dan pengawalan yang cukup ketat dari petugas. | |
|