Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Nasib Skandal Century Paska BPK Baru Sun Sep 13, 2009 7:09 pm | |
| Nasib Skandal Century Paska BPK Baru Komisi XI DPR memilih tujuh nama anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sebuah pertaruhan masa depan atas investigasi skandal Bailout Century sebesar Rp 6,7 triliun. Bagaimana masa depan investigasi Century di tangan mereka?
Sebelumnya, proses uji kelayakan dan kepatutan calon anggota BPK mendapat tentangan keras dari kalangan kelompok strategis, LSM, dan pengiat antikorupsi. Namun hal itu tak menghentikan DPR untuk terus melanjutkan seluruh proses pemilihan. Sehingga pada Jumat (11/9) malam lalu, Komisi XI DPR telah memilih tujuh nama anggota BPK.
Mereka adalah Hasan Bisri (44 suara), Hadi Purnomo (43 suara), Rizal Djalil (32 suara), Gunawan Sidahuru sama (32 suara), Nurmahadi (30 suara), Taufikurrahman Ruki (27 suara), dan Darma Bakti (26 suara). Sedangkan urutan kedelapan disii oleh Nurlip (22 suara) dan kesembilan diisi oleh Ali Masykur Musa (20 suara).
Terpilihnya tujuh nama angota baru bukan berarti menghentikan polemik atas proses pemilihan anggota BPK. Karena rumor berkembang terpilihnya tujuh nama tersebut tidak terlepas dari pemetaan partai politik dalam dukungan terhadap tujuh calon.
Seperti Partai Demokrat mendukung penuh mantan Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki, Rizal Djalil disokong penuh oleh PAN, Hadi Purnomo (mantan Dirjen Pajak) didukung PDIP serat Hasan Bisri (internal BPK) didukung oleh PPP.
Dukungan partai politik menjadi wajar karena proses pemilihan di parlemen yang merepresentasikan partai politik. Menjadi tidak wajar, jika sokongan partai politik dimaknai sebagai proses transaksional antara partai politik dan calon. Mengingat posisi BPK cukup strategis dalam upaya transparansi keuangan lembaga negara.
Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian anti Korupsi (Pukat) FH Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenal Arifin Muchtar, tingginya akseptabilitas politik terhadap tujuh nama anggota BPK terpilih meragukan kinerja BPK.
“Dari proses awal pemilihan anggota BPK tertutup, diikuti oleh banyak politisi serta akseptabilitas politik lebih tinggi daripada publik,” jelasnya kepada INILAH.COM, di Yogyakarta, Minggu (13/9).
Dari tujuh nama yang terpilih beredar informasi, nama bekas Ketua KPK Taufikurrahman Ruki dinominasikan sebagai Ketua BPK menggantikan Anwar Nasution. Taufikurrahman Ruki didukung Fraksi Partai Demokrat. Kemungkinan besar, dengan dukungan Partai Demokrat langkah Ruki menuju kursi Ketua BPK tinggal selangkah lagi.
Terkait investigasi skandal bailout Century oleh BPK di bawah tujuh anggota baru, Zaenal tidak berani menduga-duga. “Bahwa mereka (angota baru BPK) dengan penerimaan politik yang tinggi boleh jadi diragukan bakal mampu dan kuat untuk melakukan investigasi Century yang dicurigai terkait partai politik tertentu,” jelasnya.
Kendati demikian, Zaenal berharap, tujuh nama yang terpilih menjadi anggota BPK agar memulai melakukan tindakan nyata tak terkecuali melakukan investigasi secara transparan atas dugaan skandal bailout Century.
“Jangan sampai kasus Century hanya dilegalisasi halal oleh BPK baru, atau bahkan cenderung ingin ditutup (kasusnya), boleh jadi tudingan bahwa mereka ini adalah bagian dari kaki tangan politik akan semakin tinggi,” tegasnya.
Sementara bagi anggota Komisi XI DPR Drajad H Wibowo menepis spekulasi publik terkait kongkalingkong pemilihan anggota BPK. Justru ia meminta kepada pihak yang menuduh terjadi kongkalingkong agar meminta maaf. “Tidak ada kongkalingkong dalam pemilihan tersebut, semuanya berjalan sesuai hati nurani,” jelas politisi PAN ini.
Pasca pemilihan anggota BPK di Komisi XI DPR beredar rumor liar perihal kucuran dana oleh calon tertentu kepada masing-masing anggota Komisi XI DPR sebesar Rp 100 juta.
Jika angota Komisi XI berjumlah 25 orang, maka dana sekitar Rp 2,5 miliar dana disiapkan untuk memuluskan jalan menuju kursi BPK. Meski hingga kini rumor tersebut sulit dibuktikan.
inilah.com, 13 September 2009 | |
|