Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Diplomasi Indonesia Gagal Obama Tunda Kunjungan Fri Mar 19, 2010 10:16 pm | |
| Diplomasi Indonesia Gagal Obama Tunda Kunjungan Suara Pembaruan, Sabtu 19 Maret 2010[WASHINGTON] Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama membatalkan rencana kunjungannya ke Indonesia pada Selasa (23/3) hingga Kamis (25/3) pekan depan, dan menundanya hingga Juni. Penundaan ini terkait proses penentuan sikap Kongres AS atas RUU layanan kesehatan yang diajukan Obama. Sejumlah kalangan di Indonesia menganggap penundaan itu sebagai salah satu bukti kegagalan diplomasi pemerintah untuk meyakinkan AS, bahwa situasi Indonesia kondusif. Alasan bahwa Obama ingin fokus meloloskan RUU layanan kesehatan di Kongres, dinilai tidak masuk akal, mengingat hal itu sudah seharusnya diantisipasi oleh pemerintah Obama. Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, di Washington, Kamis (18/3) siang waktu setempat menjelaskan, reformasi sistem asuransi kesehatan menjadi hal terpenting saat ini, dan Obama ingin melihat perjuangannya berhasil. “Kami dengan sangat menyesal harus menunda kunjungan,” kata Gibbs. Keputusan itu, menurutnya, disebabkan kebutuhan untuk terus meyakinkan para wakil Demokrat di Kongres AS, untuk satu suara mendukung RUU layanan kesehatan, saat penentuan keputusan akhir yang direncanakan berlangsung Minggu (21/3). “Presiden yakin, bahwa saat ini tempat yang tepat untuknya adalah di Washington,” ucap Gibbs.
Telepon SBY Obama, lanjutnya, telah menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, menjelaskan dilema yang memaksanya menunda lawatan ke dua negara itu. Selain ke Indonesia dan Australia, sedianya Obama juga akan mampir di Guam, mengunjungi tentara AS yang ada di sana. Ihwal penundaan lawatan Obama disampaikan secara resmi Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal. “Itu disebabkan RUU Kesehatan yang belum selesai,” katanya, di Kantor Presiden, Jumat (19/3) pagi. Dino mengemukakan, Presiden Barack Obama telah meminta pengertian Presiden SBY terkait situasi politik di AS. “Sebenarnya, Presiden SBY telah menyampaikan kepada Barack Obama untuk menyelesaikan lebih dulu masalah internal tersebut. Jadi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memahami apa yang tengah terjadi. Presiden juga telah mengusulkan ke Presiden Obama untuk melakukan kunjungan pada Juni mendatang,” katanya. Dino melanjutkan, pemerintah sebenarnya telah memonitor perkembangan RUU Kesehatan ini. “Melihat ketatnya proses tersebut, Presiden memahami RUU Kesehatan ini juga menjadi sangat penting bagi pemerintahan Barack Obama. Dalam hubungan melalui telepon dengan Presiden Obama, Presiden SBY mengatakan, sebaiknya jangan ke Jakarta dulu kalau pikirannya masih di Washington DC,” katanya. Penundaan jadwal lawatan Obama ke Indonesia dan Australia tersebut adalah yang kedua kalinya. Semula, Obama direncanakan bertolak pada 18 Maret, sebelum akhirnya ditunda menjadi 21 Maret, karena alasan yang sama, yakni berkonsentrasi untuk meloloskan RUU layanan kesehatan di Kongres AS. Ernest Bower, pakar Asia Tenggara dari pusat studi strategi dan internasional menilai, penundaan tersebut tidak akan berdampak buruk dalam hubungan AS dengan Indonesia, maupun dengan Australia. “Bagi sebagian besar presiden AS, dan banyak hubungan bilateral, dua kali penundaan secara berurusan
dalam waktu singkat, akan memicu ketegangan serius dalam hubungan bilateral. Tapi pada momentum ini, menurutnya, Obama akan terhindar dari kemungkinan ketegangan hubungan bilateral,” ujarnya. Pendapat berbeda disampaikan Walter Lohman, kepala pusat studi Asia dari Yayasan Heritage, yang menyebut bahwa pembatalan kunjungan itu membuat era baru hubungan AS di Asia Tenggara kini tampak semakin jauh. “Setelah (para pemimpin Asia Tenggara) terganggu dengan masalah kebijakan perdagangan, sekarang mereka bahkan tidak dapat mengandalkan pada kehadiran fisik presiden AS,” katanya.
Serius Penundaan lawatan Obama ke Indonesia hingga dua kali dalam waktu singkat mengundang komentar beragam dari sejumlah kalangan di dalam negeri. Menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif penundaan tersebut membuktikan kegagalan pemerintah Indonesia meyakinkan dunia, khususnya AS, bahwa Indonesia telah aman. Dia tidak yakin alasan pembatalan tersebut hanya karena Obama ingin fokus meloloskan RUU layanan kesehatan di Kongres. “Alasan penundaan itu (pembahasan RUU layanan kesehatan) sangat sederhana dan tidak logis. RUU itu telah menjadi perdebatan lama di publik Amerika dan seharusnya sudah diantisipasi,” kata Syafii. Dia menduga masalah dalam negeri Indonesia juga menjadi pertimbangan pembatalan kedatangan Obama pekan depan, bahkan mungkin menjadi pertimbangan utama. Masalah-masalah itu seperti teroris di Aceh, kasus Century yang belum selesai, dan gonjang-ganjing politik pascakasus Century. Senada dengan itu, anggota Komisi I DPR, Ahmad Muzani menyayangkan pembatalan kedatangan Obama ke Indonesia pekan depan. Dia menilai, pembatalan itu sebagai kegagalan diplomasi Indonesia dalam meyakinkan dunia bahwa Indonesia adalah negara aman. Selain merusak citra Indonesia di mata internasional, penundaan itu dianggap juga melecehkan pemerintah, karena sampai dua kali terjadi. “Kalau alasannya karena RUU layanan kesehatan, itu kan persoalan rutin. Tidak ada kegentingan atau peristiwa luar biasa terjadi di Amerika. Maka pembatalan itu pasti ada persoalan-persoalan di sini,” ujar Sekjen Partai Gerindra ini. Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti juga menilai pembatalan kunjungan Obama pekan depan menjadi kampanye negatif bagi Indonesia di mata internasional. “Kedatangan Obama ke Indonesia sudah menjadi sorotan internasional. Jadi pembatalannya menimbulkan spekulasi bahwa kondisi Indonesia belum kondusif,” ujarnya. Menurut Ray, pembatalan kedatangan Obama untuk kedua kalinya, harus disikapi serius oleh Kementerian Luar Negeri, agar dapat melakukan diplomasi atau negosiasi yang meyakinkan pihak AS. Dia menilai, ada dua kemungkinan yang melatarbelakangi pembatalan kedatangan Obama ke Indonesia, yakni ketidakberhasilan diplomasi Indonesia atau sinyal negatif yang ditangkap tim intelijen. “Mungkin dinas intelijen AS menangkap sinyal situasi di Indonesia belum kondusif, baik dari sisi politik terkait kasus Bank Century yang belum tuntas, maupun isu terorisme yang terus ada, meskipun Polri mampu mengatasinya. Presiden SBY harus menyikapi dua kondisi tersebut secara serius, jika tetap menginginkan Obama berkunjung ke Indonesia,” ujarnya. Sebaliknya, pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani, alasan penundaan kunjungan Obama sangat masuk akal dan dapat diterima. Sebab, agenda RUU layanan kesehatan sedang dibahas di Kongres AS, merupakan kepentingan politik utama Obama dan harus diperjuangkan. “Dalam pembahasan RUU reformasi kesehatan, Obama harus hadir. Dia menghadapi lawan-lawan politik yang cukup berat dari Republik, agar RUU tersebut lolos,” jelasnya. Menurut Jaleswari, alasan penundaan Obama murni kepentingan dalam negeri AS yang harus diprioritaskan. Sedangkan faktor keamanan dan situasi politik di Indonesia, tidak terlalu berpengaruh. Anggota Komisi I DPR, Effendy Choirie juga menganggap pembatalan kedatangan Obama ke Indonesia pekan depan, karena lebih mengedepankan kepentingan dalam negeri, bukan karena tekanan penolakan dari dalam negeri. “Itu berarti Obama lebih memperhatikan penderitaan masyarakatnya daripada kunjungan ke luar negeri yang lebih banyak mencari popularitas diri,” katanya. Kembali tertundanya kunjungan Obama ke Indonesia, juga disayangkan masyarakat Bali. Pelaku sektor pariwisata di Bali, Ida Bagus Sidharta khawatir, penundaan ini bisa mengakibatkan Indonesia kehilangan kepercayaan dunia internasional, terutama jika terkait situasi keamanan Indonesia yang tidak kondusif. “Mudah-mudahan penundaan kunjungan tersebut karena masalah internal pemerintahan AS,” ujar Sidharta. Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali, Putu Suardika mengatakan, Pemprov Bali sebenarnya sudah siap menyambut kedatangan Obama ke Pulau Dewata itu. “Kalau ditunda, tidak masalah. Jadi atau tidak, Bali sudah siap menyambut tamu negara,” katanya. [AFP/B-14/W-12/R-14/J-9/ FLS/137] | |
|