[WASHINGTON] Sampai saat ini, Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum mendapat persetujuan dari Kongres negara itu tentang program penyelamatan krisis keuangan yang diajukan pemerintahan George W Bush. Namun yang pasti, Kongres sedang melihat secara seksama rencana program penyelamatan krisis keuangan negara itu.
Dengan langkah yang dilakukan oleh Kongres itu, diperkirakan para penghuni Capital Hill itu, sudah mendekati kata sepakat untuk menyetujui bantuan senilai US$ 700 miliar penanggulangan krisis keuangan AS. Para anggota Kongres dari Partai Demokrat dan Republik berencana pada hari Kamis waktu setempat, untuk bersama-sama membahas rancangan akhir keputusan.
Sementara pada hari Rabu, Ketua Komisi Perbankan Senat AS, Christopher Dodd mengungkapkan keyakinannya kalau Kongres menyetujui program penyelamatan tersebut. "Ada sebuah peluang yang cukup baik. Kita akan segera ke Kongres," tegas Dodd.
Di sisi lain, Presiden Bush menanggapi situasi yang ada di Kongres AS itu. Bush pada pidatonya, Rabu (24/
waktu setempat atau Kamis (25/9) WIB, memperingatkan bahwa ekonomi AS akan masuk ke dalam bencana yang lebih besar jika program penyelamatan itu gagal disetujui. Total kerugian yang akan dialami AS akan jauh lebih besar daripada biaya untuk perang Irak.
Dalam keadaan yang normal, kata Bush, dia akan rela mengikuti prosedur yang ada. Tetapi kenyataan, sekarang tidak seperti itu. "Pasar tidak berfungsi dengan baik. Ketidakpercayaan semakin luas, dan sektor-sektor utama sistem keuangan AS berisiko untuk ditutup," tegas Bush.
Karena itu, bila keadaan sekarang tidak segera diselamatkan melalui program penyelamatan darurat ini, AS berisiko menghadapi resesi yang berkepanjangan dan menyakitkan.
Karena itu pula, Bush mengundang para pemimpin Kongres dari kedua partai, termasuk dua calon presiden, untuk menggelar rapat darurat di Gedung Putih. Tujuannya memecahkan kebuntuan yang terjadi sejak kemarin.
Di bagian lain, Bush menyuarakan simpati atas sakit hati rakyat AS tentang uang mereka, yang dipungut melalui pajak, digunakan untuk mengatasi krisis. Tetapi Bush yakin, program penyelamatan ini bertujuan mengatasi masalah ekonomi secara keseluruhan.
"Para pakar terkemuka pemerintah memperingatkan, tanpa adanya tindakan segera oleh Kongres, AS dapat masuk ke dalam kepanikan finansial dan keadaan yang makin berbahaya terbentang luas," tegasnya.
"Akhirnya, negara kita mengalami resesi yang berkepanjangan dan menyakitkan. Yang pasti, keputusan apa pun yang terjadi, harus ada jaminan bahwa rakyat, para pembayar pajak in, harus dilindungi," katanya.
Pada bagian lain, Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), Ben Bernanke senada dengan Presiden Bush. Ketika menjelaskan soal prospek ekonomi AS, Bernanke mengatakan, ekonomi negara ini akan sangat merana tanpa adanya stabilitas di pasar finansial.
Karena itu, dia mendesak anggota Kongres untuk bertindak cepat sebelum krisis ini membawa AS ke dalam lubang kubur yang sudah ada di depan mata.
Dia berharap, ekonomi bisa bangkit lagi di masa enam bulan kedua tahun ini, dan berkembang secara bertahap ke arah yang lebih baik. Prospek ekonomi itu, tambahnya, tergambar dari berfungsinya kembali secara normal sistem keuangan, yang bisa menyalurkan kembali kredit, dan perbaikan di sektor pasar perumahan. [Rtr/Ft.com/AP/E-4]