Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: IHSG Anjlok ke Level 1.100 Tue Oct 28, 2008 8:02 am | |
| IHSG Anjlok ke Level 1.100Dolar AS Menyentuh Rp 10.950 SUARA PEMBARUAN DAILY - 27 Oct 2008 [JAKARTA] Dua indikator utama di sistem finansial, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, mengalami tekanan hebat pada pembukaan perdagangan pekan ini, Senin (27/10). IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), terperosok ke level psikologis baru, yakni 1.100. Sementara itu, dolar AS melanjutkan penguatannya terhadap rupiah, dengan menyentuh posisi Rp 10.500-Rp 10.950, bahkan ada pelaku pasar yang mengajukan penawaran Rp 11.050 per dolar AS.
Direktur Utama BEI, Erry Firmansyah menuturkan, tekanan jual yang melanda lantai bursa, murni dipengaruhi faktor regional dan global. "Investor masih terbawa suasana panic selling yang irasional di bursa global. Tekanan tidak disebabkan faktor dalam negeri," ujarnya, Senin pagi.
Saat pembukaan perdagangan sesi I, pukul 09.30 WIB, IHSG langsung merosot 45,144 poin ke level 1.179,720, dari posisi 1.244,864 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG terkoreksi 82,456 poin (6,62 persen) ke level 1.162,408. Transaksi saham berlangsung tipis dengan volume hanya mencapai 504,5 juta lembar senilai Rp 428,6 miliar.
"Investor cenderung meninggalkan bursa dan mengalihkan modalnya ke instrumen investasi yang lebih aman," kata Head of Research PT Recapital Securities, Poltak Hotradero.
Menurut dia, kondisi bursa global yang masih fluktuatif, membuat IHSG sulit untuk keluar dari tekanan. Hal itu disebabkan, investor, terutama asing, terus melakukan aksi jual saham untuk mengoleksi dana tunai. Tren ini, lanjut Poltak, terjadi di hampir seluruh bursa saham dunia.
Penurunan indeks juga melanda Bursa Tokyo. Indeks Nikkei, melemah 34,06 poin ke posisi 7.615,02 pada Senin siang.
Dia menilai, investor lokal di Indonesia pun, memilih untuk menahan diri dan tidak buru-buru masuk bursa, meski saham-saham potensial harganya sudah sangat murah.
Itu sebabnya, meski saham-saham dengan fundamental bagus seperti PT Astra International Indonesia Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM) harganya murah, namun investor belum melakukan aksi beli.
Sebaliknya, investor asing terus menjual saham-saham potensial tersebut, sehingga pada perdagangan hari ini sempat mengalami auto rejection (penolakan transaksi secara otomatis) terhadap order jual karena harganya turun melebihi 10 persen.
Berdasarkan pantauan SP, beberapa saham potensial, bahkan saham-saham emiten (perusahaan tercatat) BUMN, sempat terkena auto rejection. Selain ASII, GGRM, dan TLKM, saham-saham pertambangan seperti PT Adaro Energy (ADRO), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) juga sempat terkena auto rejection.
Aksi Spekulasi
Sementara itu, terkait anjloknya rupiah terhadap dolar AS, ekonom Bank BNI, Ryan Kiryanto menilai hal ini disebabkan aksi spekulasi mulai marak di pasar uang. "Saya baru dari Balikpapan. Ada yang bertanya, 'bagaimana kalau saya memegang dolar?' Itu menandakan masyarakat mulai melirik dolar AS, spekulasi sudah bermain dan dikombinasi dengan kepanikan di pasar uang," ujarnya.
Menurutnya, sejak posisi Rp 9.500 per dolar AS, sebenarnya spekulan mulai mengincar untuk mengeruk keuntungan dari perdagangan valas. "Situasi saat ini sangat tidak baik. Ada yang memancing di air keruh, sehingga rupiah tertekan," jelasnya.
Menurut Ryan, secara umum melemahnya rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini dipicu berkurangnya pasokan dolar AS. Hal itu disebabkan empat hal. Pertama, keluarnya dolar AS untuk memenuhi likuiditas di negara asal.
Kedua, konversi rupiah ke dolar AS semakin besar untuk berbagai keperluan, baik pribadi maupun korporasi. Ketiga, sulitnya pendanaan dari luar negeri, karena lembaga keuangan luar negeri berkonsentrasi menyelesaikan masalah likuiditas mereka. Keempat, mulai menggejalanya kepanikan pemodal untuk mem- buru dolar AS dan menyimpannya untuk berbagai keperluan.
Ryan menambahkan, likuiditas dolar AS akan melonggar apabila komitmen bantuan internasional dapat dicairkan, dan diserap pemerintah melalui proyek-proyek skala besar. [J-9/P-12/A-17] | |
|