Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Ujian Berat bagi PPP Thu Dec 11, 2008 6:53 pm | |
| Ujian Berat bagi PPP Pemilu 2009, akan menjadi saat yang sangat menentukan bagi Partai Per- satuan Pembangunan (PPP) untuk tetap bertahan secara signifikan baik di kursi parlemen maupun eksekutif. Setelah Indonesia memasuki era reformasi, yang ditandai dengan pemilu multipartai pertama tahun 1999, suara PPP cenderung menurun. Pada Pemilu 1999, PPP meraih 11,4 persen suara, dan jumlah itu turun lima tahun kemudian menjadi 8,15 persen suara.
Pada era reformasi, citra PPP sebagai partai yang berprinsip mengajak kebaikan dan mencegah keburukan (amar ma`ruf nahi mungkar) cenderung merosot. Di samping kompetisi partai yang semakin tajam saat pemilu, lemahnya infrastruktur kepartaian juga menjadi penyebab merosotnya dukungan terhadap partai ini.
Sedikit demi sedikit PPP ditinggalkan pendukungnya, apalagi ketika mengetahui kader-kadernya juga terperosok ke dalam berbagai kasus korupsi. Terakhir Al Amin Nasution, kader PPP di Komisi IV DPR, yang tersandung kasus suap alih fungsi hutan lindung di Kepulauan Riau. Kasus itu memperburuk citra PPP, sehingga harus berjuang ekstrakeras dan berbenah diri, untuk merebut simpati rakyat pada Pemilu 2009.
Salah satu pembenahan mendasar yang dilakukan yakni mereformasi secara total tubuh partai, dari tingkat paling atas sampai ke struktur terendah. Dalam pencalonan anggota legislatif (caleg), PPP menegaskan calegnya harus bebas korupsi, kolusi maupun nepotisme (KKN). Sebagai wujud konkret perlawanan terhadap praktik KKN, PPP mewajibkan seluruh calegnya menandatangani pakta integritas anti-KKN. Siapa saja yang kelak terbukti ter- libat KKN, akan dipecat dari anggota legislatif dan PPP.
Pada Pemilu 2009, partai yang merupakan fusi empat partai politik Islam, yakni Partai Nahdlatul Ulama (PNU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII), dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), yang dideklarasikan 5 Januari 1973 ini, mencoba bangkit kembali membawa isu-isu tentang keprihatinan bangsa.
Di antaranya, isu kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan kesehatan murah, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
Untuk itu, jika berhasil memenangi pemilu mendatang, partai berlambang Ka'bah ini, bertekad membangun sistem ekonomi kerakyatan yang menguatkan sektor usaha kecil menengah (UKM), sehingga rakyat tak bergantung pada usaha kaum kapitalis.
"Sistem ekonomi yang berpihak pada pemodal (ekonomi kapitalis) terbukti tak mampu melindungi rakyat kecil di saat krisis, sehingga sistem itu harus ditinggalkan," kata Sekjen DPP PPP, Irgan Chairul Mahfiz baru-baru ini.
Menurutnya, rakyat sudah jenuh dengan kondisi sosial politik yang ada saat ini. Di mana tak ada perbaikan signifikan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. PPP berbesar hati mengaku ikut bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.
Oleh sebab itu, sebagai partai berasaskan Islam, PPP ingin menebus kegagalan itu dengan menjadi lokomotif perubahan, bersama partai pemenang pemilu lainnya, membentuk pemerintahan Indonesia baru, sebuah pemerintahan yang benar-benar berpihak pada rakyat. Karena itu tema besar PPP untuk Pemilu 2009 adalah "Bangkit Bersama untuk Perubahan".
Perubahan, dalam visi PPP, juga berarti tampilnya kader pemimpin bangsa yang mampu membawa perubahan itu ke depan. Irgan mengakui bahwa pemerintahan yang ada saat ini, telah gagal membawa perubahan itu.
Target 2009
Disadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita perubahan itu, PPP harus bisa meraih suara signifikan di pemilu 2009. Karena itu partai ini menetapkan target perolehan hingga 15 persen suara di pemilu legislatif, April 2009. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibanding kemenangan yang didapat pada pemilu 2004 sebesar 8,15 persen suara.
Untuk mencapai target tersebut, PPP menempuh tiga langkah, yaitu menjadi partai yang paling dikenal pemilihnya, dewan pimpinan di seluruh tingkatan wajib memiliki program kerja yang konsisten dan berorientasi menjawab tuntutan rakyat, serta memperbanyak tokoh yang berpengaruh di tingkat nasional yang merepresentasikan PPP yang dikehendaki rakyat.
PPP juga senantiasa menanamkan enam prinsip dasar, yaitu prinsip ibadah, amar ma'ruf nahi munkar, menjunjung kebenaran-kejujuran-keadilan, musyawarah, persamaan-kebersamaan dan persatuan, serta prinsip istiqomah.
Menurut Irgan. identitas Islam PPP adalah tetap mencerminkan corak Islamnya orang Indonesia, atau Islam keindonesiaan, yang berpegang teguh pada prinsip harmoni antara universalitas Islam dan lokalitas keindonesiaan.
"PPP berprinsip, hubungan Islam dan negara selalu bersifat simbiotik, sinergis, saling membutuhkan, saling memelihara," katanya.
Kendati harus bersaing dengan banyak partai Islam lainnya pada pemilu mendatang, PPP sangat yakin para pemilih (konstituen) tradisionalnya tak berpaling ke partai lain.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PPP Chosin Gumaidi, konstituen lama PPP mencapai lebih dari 9 juta orang, yang sebagian besar adalah pemilih tradisional.
Daerah-daerah basis tradisional PPP di seluruh provinsi di Jawa, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Lampung, seluruh Kalimantan, Sulawesi (kecuali Sulawesi Utara), dan Nusa Tenggara Barat.
Selain mempertahankan konstituen lama, kata Chosin, PPP juga akan menggalang konstituen baru dengan fokus utama para pemilih pemula. Para pemilih pemula yang jumlahnya cukup signifikan (dalam prakiraan PPP mencapai sekitar 19,6 juta pemilih), diharapkan akan mendongkrak suara. Hal itu diharapkan ada penambahan dari suara migrasi dan dari pemilih mengambang (swing voter). [J-11] SPD | |
|