- Commercial Manager for Consulting and Project Management, Halliburton Indonesia
[JAKARTA] Pemerintah menetapkan Karen Agustiawan untuk menjadi Direktur Utama Pertamina menggantikan Ari Soemarno. Karen sebelumnya menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina, dan pernah berkarier di perusahaan migas internasional, Halliburton.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Negeri BUMN, Sofyan Djalil, di Jakarta, Kamis (5/2).
Menurut Sofyan, Karen dinilai memiliki kapasitas untuk memimpin Pertamina.
Dia menambahkan, Tim Penilai Akhir yang diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menetapkan Omar S Anwar sebagai Wakil Dirut Pertamina menggantikan Iin Arifin Takhyan. Omar sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Rio Tinto, dan pernah menjadi salah satu direktur di Bank Mandiri.
Sofyan Djalil menilai, duet Karen-Omar merupakan kombinasi yang tepat, karena mereka memiliki keahlian masing-masing di aspek teknis dan bisnis. "Untuk sementara Bu Karen tetap memegang posisi Direktur Hulu Pertamina sampai Direktur Hulu yang baru terpilih," tambahnya.
Bersamaan dengan itu, diangkat pula tiga komisaris baru Pertamina, yakni Gita Wiryawan, Homayun Boscha, dan Sonny Sumarsono. Gita merupakan pemilik perusahaan manajer investasi Ancora Capital dan juga mantan Presiden Direktur JP Morgan Indonesia. Para pejabat baru Pertamina dilantik Kamis sore.
Pergantian nakhoda di Pertamina, dilatarbelakangi berbagai persoalan yang terjadi akhir-akhir ini. Di antaranya seringnya masyarakat menghadapi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, kelangkaan elpiji terutama volume 3 kg yang merupakan bagian dari program konversi BBM oleh pemerintah, serta kebakaran yang melanda sebuah tangki premium di Depo Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (18/1) lalu.
Kegiatan di sektor Hulu
Kegiatan di sektor Hilir
Hal yang parah adalah saat Pertamina tak mampu menjamin kelancaran distribusi premium ketika pemerintah menurunkan harga premium pada 1 dan 15 Desember 2008. Saat itu, banyak pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang enggan mengisi stoknya sesuai volume normal, karena mereka khawatir merugi akibat selisih harga beli dan harga jual. Pertamina dianggap tak mampu menyiapkan mekanisme kompensasi atas potensi kerugian yang dialami pengelola SPBU, agar pasokan premium tetap terjamin. Menanggapi kelangkaan tersebut, Presiden sempat menyatakan kemarahannya kepada manajemen Pertamina.
Ekonom Indef, Ikhsan Modjo menuturkan, dipilihnya Karen Agustiawan merupakan sesuatu yang positif, mengingat Karen adalah Direktur Hulu Pertamina dan memiliki kinerja bisnis di industri hulu yang sangat baik. "
Direktur dan Wakil Direktur Pertamina yang baru ini sangat diharapkan memiliki komitmen yang sama dengan seluruh direksi Pertamina saat ini, untuk terus menjalankan transformasi Pertamina melakukan perbaikan di tubuh perusahaan Pertamina, terutama dalam mengembangkan sektor hulu di bidang eksplorasi migas," katanya. [DLS/M-6]