Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: 5,4 Juta Komuter Serbu DKI Jakarta Setiap Hari Thu Sep 23, 2010 6:29 pm | |
| 5,4 Juta Komuter Serbu DKI Jakarta Setiap Hari Suara Pembaruan, Kamis 23 Sept 2010Beban Ibukota Makin Berat [JAKARTA] Jumlah penglaju atau komuter Jakarta pada 2010 ini mencapai sekitar 5,4 juta orang setiap hari. Komuter itu berasal dari wilayah penyangga Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) yang mengalami pertambahan penduduk cukup signifikan. Berdasarkan data statistik kependudukan, penambahan warga Bodetabek tahun 2009-2010 sekitar 1,5 juta orang atau lebih dari lima kali lipat (536%) penambahan warga Jakarta pada kurun waktu yang sama.
Demikian dikemukakan Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, pakar demografi kependudukan Universitas Indonesia Mayling Oey Gardiner, dan Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Transportasi Soetanto Soehodo, secara terpisah kepada SP Rabu (22/9). Menurut Danang, penghitungan komuter itu berdasarkan data mobilitas penduduk yang oleh MTI dihitung berdasarkan jumlah perjalanan atau trip. ”Pada prinsipnya, jumlah perjalanan sama dengan jumlah orang yang melakukan perjalanan, yakni sekitar 5,4 juta per hari,” katanya. Senada dengan Danang, Kepala Bidang Data dan Info Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Agus Marsono menyatakan, pendataan jumlah komuter dari kawasan penyangga Ibukota bisa dilakukan melalui penghitungan banyaknya perjalanan atau orang yang setiap hari keluar masuk Jakarta, terutama dari Bodetabek. Kecenderungan peningkatan jumlah komuter itu dapat dirasakan dengan semakin padatnya kendaraan bermotor di tengah kota dan, terutama di pintu-pintu masuk ke Jakarta.
Menurut Agus, Dukcapil DKI Jakarta tidak mempunyai data penghitungan se- cara resmi jumlah komuter Jakarta. Selama ini, Dukcapil berpegang pada data hasil survei yang pernah dilakukan BPS DKI Jakarta. “Sampai saat ini Pemprov DKI Jakarta masih menggunakan angka survei BPS DKI sebelum 2010 yakni jumlah komuter sekitar 2 juta per hari,” katanya. Dia mengakui, dalam kenyataannya, jumlah komuter saat ini bisa saja jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Danang menambahkan, angka komuter ke Jakarta diperkirakan terus meningkat sehingga bila ditambah pendatang baru maka beban Ibukota yang sudah sesak makin berat. Salah satu contoh yang paling nyata adalah pada penyediaan sarana dan prasarana transportasi. Data MTI menyebutkan, dari 5,4 juta komuter tersebut, sebanyak 50 % menggunakan bus dan angkutan umum sejenis, 44 % menggunakan mobil pribadi dan sepeda motor serta hanya 3% menggunakan kereta api (KA). Akibatnya, jalanan penuh sesak oleh kendaraan bermotor terutama pada saat jam masuk dan pulang kerja. Untuk mengurangi beban Jakarta, kata Danang, terutama dalam hal transportasi dan daya dukung lingkungan, pemerintah harus berkomitmen mengembangkan bisnis baru di sekitar Jakarta serta memeratakan pembangunan di berbagai kota besar lainnya di Indonesia. “Aktivitas ekonomi harus dimunculkan di kota-kota setelit Jakarta. Ini satu-satunya jalan agar mobilitas antar-daerah bisa ditekan.
Hal senada diungkapkan Mayling Oey Gardiner. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan visioner dengan mengintegrasikan kebijakan antara Jakarta dengan wilayah penyangga terutama dalam hal daya dukung lingkungan. “Bila hal itu terjadi maka fasilitas sanitasi, kesehatan dan fasilitas lainnya bisa terdistribusi dengan baik,” imbuhnya.
| |
|