Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Krisis Ekonomi AS akibat Intervensi Militernya di Irak dan Afghanistan Mon Sep 29, 2008 12:07 am | |
| Krisis Ekonomi AS akibat Intervensi Militernya di Irak dan Afghanistan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa intervensi militer AS di luar negeri adalah bagian terbesar penyebab krisis keuangan di AS. Menurut Ahmadinejad, masalah krisis tidak timbul secara tiba-tiba, namun gonjang-ganjing bursa keuangan yang melanda ekonomi AS, akibat rentetan kesalahan kebijakan yang telah dilakukan Pemerintah Gedung Putih dalam beberapa dekade terakhir.
"Kesalahan pertama, AS melancarkan intervensi militer dan terlibat terlalu jauh dalam urusan dalam negeri di negara lain," kata Ahmadinejad seperti dilansir oleh The Los Angeles Times pada Selasa (23/9).
Perang di Irak, menurutnya, biayanya sangat besar dan membebani perekonomian AS, sehingga menyebabkan ekonomi AS mengalami depresi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah AS baru-baru ini mengumumkan telah menghabiskan US $ 522 milyar selama 5 tahun untuk membiayai infansinya di Irak. Untuk tahun 2008 telah dianggarkan penambahan US $ 70 milyar. Namun menurut pakar dan peraih nobel Ekonomi, Joseph Stiglitz, estimasi dana riilnya tersebut mencapai US $ 3 trilyun dan angka ini lebih besar daripada pembiayaan Perang Dunia II.
Presiden Iran berada di New York untuk menghadiri sidang Majelim Umum PBB. Kehadiran Ahmadinejad merupakan yang ke-4 di New York sejak dirinya menjabat sebagai Presiden Iran.
Dalam pidatonya di depan sidang tersebut, Ahmadinejad menegaskan bahwa ekonomi dunia sudah tidak mampu lagi mentoleransi defisit anggaran dan tekanan keuangan di AS akibat kebijakan salah Pemerintahan Presiden George.W. Bush.
Dikatakannya, kelesuan masif Wall Street merupakan bukti betapa parahnya krisis finansial yang melanda AS saat ini. Beberapa analisa menyimpulkan krisis ini merupakan terburuk sejak “Depresi Ekonomi” yang pernah mengenai AS tahun 1930.
Di akhir pernyataannya, Presiden Iran berharap pemerintahan AS berikutnya, baik dari Partai Demokrat maupun Republika tidak mengikuti kebijakan pemerintahan George W. Bush yang mengedepankan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian masalah. [syarif/presstv/www.suara-islam.com]
| |
|