Ermy Kullit Salena Jones
Made in Indonesia oleh Jose Choa Linge/KPMI
''Dahulu, rumahku di night club''. Demikian Ermy Kullit, membuka perbincangan saat dijumpai di kediamannya Villa Bukit Nusa Indah, Ciputat, Tangerang, Banten. Sejak menjadi muallaf beberapa tahun lalu, Ermy lebih banyak berdiam di rumah bila sedang tidak beraktivitas. Tidak lagi night club atau pub sebagai rumah persinggahannya. Sekarang, ia sudah berbalik 90 derajat menjadi 'Rumahku Istanaku'.
Bagi pemilik nama lengkap Ermy Maryam Nurjannah Kullit, dunia musik bukan hal yang baru. Jauh sebelum dikenal sebagai penyanyi jazz, Ermy sudah malang-melintang sebagai penyanyi di beberapa night club dan hotel. Bahkan, sempat menyanyi di luar negeri dan di beberapa negara Asia seperti, Singapura, Malaysia, dan Bangkok.
Ibu dari Nurul Aini, hasil pernikahan keduanya dengan Muhammad Ramli Enci Abd Rojak ini adalah kelahiran Manado, 13 Mei 1955. Sebelum tersohor lewat alunan tembang Kasih dan Pasrah, ia terlebih dahulu menelurkan album rekaman dalam bentuk piringan hitam pada tahun 1974. Dalam album tersebut, Ermy khusus membawakan lagu-lagu milik Favorite's Grup berjudul Cinta, lewat alunan musik pop.
Cewek Manado
Perjalanan karier Ermy Kullit, tergolong panjang. Karena, semasa menetap di Manado, Ermy, di usia belia sudah mendapat kesempatan menunjukkan kebolehannya di pesta-pesta ulang tahun dan perkawinan kerabatnya. Namun, Ermy baru merasa benar-benar bernyanyi semasa duduk di bangku sekolah kelas 3 SMP dan sering tampil di panggung-panggung terbuka secara tunggal maupun bersama beberapa band pengiring, seperti Meliska, Nada Yudha, De'Inst, De'Logis dan De'Nost untuk mengadakan show-show di kota Manado dan sekitarnya.
Sejak menginjakkan kaki di kota Jakarta, tahun 1973, Ermy diterima bernyanyi di hotel Marcopolo bersama almarhum Melky Goeslaw. Di tempat baru inilah, Ermy betul-betul fokus. Menurutnya, ia, di sini menemukan suasana kekeluargaan dan juga tanpa terikat kontrak manajemen. Di tempat ini adalah gudangnya penyanyi dan pemusik top di masa itu seperti, Deddy Damhudi, Rudy Damhudi, Ivo Nilakresna, Christine Sukandar, Januar Ishak, dan lainnya.
Ermy banyak menimba ilmu dari seringnya melihat, mendengar, bergaul, dan tidak malu bertanya kepada yang lebih senior. Sebelum bertolak ke Malaysia, Singapura, dan Bangkok, ia sempat juga merasakan menyanyi di Copacobana dan Tropicana, masih membawakan lagu-lagu standar (pop Indonesia) dan menguasai jenis lagu berbagai irama dari dance, waltz, chacha, sampai kepada irama pop hot untuk menghangatkan suasana.
Antara Salena Jones dan Ireng Maulana
Tahun 1981, Ermy kembali ke Indonesia dan menyemarakkan lewat suara khasnya di beberapa hotel berbintang sebelum betul-betul memutuskan pilihannya bernyanyi di Jaya Pub, milik pasangan aktris dan aktor terkenal Rima Melati dan Franz Tumbuan. Dari sinilah awal langkah penyuka memasak makanan khas Manado 'woku' ini, mulai memanjakan telinga pecinta musik jazz dengan lagu-lagu Salena Jones seperti, Sentimental Journey, Sunmertime in Venice, dan April in Paris yang sudah sangat dikenal oleh pengunjung pub kala itu.
Menurut Ermy, kala itu, siapa pun penyanyinya sudah pasti membawakan lagu-lagu dari Salena Jones. Bahkan banyak teman-teman sesama artis dan pengunjung pub mengatakan ''Suara ellu, kayak dia (Salena Jones) atau suara dia, kayak ellu?'' Ia pun disebut Salena Jones Indonesia. Di tempat ini pula awal pertemuannya dengan pencipta lagu dan pemusik jazz andal, Ireng Maulana.
Siapa saja orang yang berjasa dalam karier bermusik Ermy? Sudah pasti, Ireng Maulanalah orang yang pertama disebutnya. ''Beliau, tidak hanya sebagai mitra kerja, tapi juga suami dalam bermusik. Beliau, orang yang paling tahu dan bekerja keras mencari lagu mana yang cocok dengan saya. Saya hanya duduk manis dan terima bersih, hahaha,'' ujar Ermy.
Setahun kemudian, Ermy merilis album Jazz Dixie. Album ini berisi lagu-lagu pop yang sudah dikenal dan top di eranya, seperti 'Nikmatnya Cinta', 'Kidung', 'Widuri', 'Mimpi', 'Benci tapi Rindu', dan lain-lain. Lewat album yang diedarkan perusahaan Irama Tara ini, Ireng Maulana tidak hanya mendampinginya sebagai penata musik, tapi juga penggagas sebagai debut awalnya ke dapur rekaman dengan mengusung lagu-lagu jazz. Lewat album ini, perlahan-lahan penikmat musik jazz menerima kehadiran Ermy Kullit yang bagaikan 'setitik air' di padang tandus menanti regenerasi setelah Margie Sigers dan Rien Djamain.
Kasih dan Pasrah
Pada 1983, Ermy kembali berkolaborasi dengan Ireng Maulana menelurkan album Bossas, lagu-lagu karya cipta sang legendaris, Rinto Harahap. Disusul tahun berikutnya, merilis album berjudul Cintaku Abadi ciptaan Buche Tess. Kemudian, meluncurkan album keduanya bertajuk Walau dalam Mimpi, hasil ciptaan David Messakh.
Lewat persembahan kedua albumnya ini, Ermy sudah terlihat menjadi tonggak pendewasaan bernyanyi sebagai kekuatan interprestasinya pada musik jazz. Lewat ini pula, gerbang kesuksesan pun semakin terkuak. Hal itu semakin terbukti ketika lagu Kasih ciptaan Richard Kyoto yang direkam tahun 1986, membawa Ermy 'melayang di langit' ke tujuh. Segala puja-puji ditujukan kepadanya atas lagu tersebut. Namun pujian itu disikapinya dengan kerendahan hati bahwa apa yang semua diperolehnya adalah upah dari hasil kerja kerasnya selama ini dan tentunya berkat campur tangan Allah SWT.
Lewat album ini pun, Ermy dinobatkan sebagai Penyanyi Jazz Terbaik pilihan angket pembaca tabloid Monitor dan nominasi sebagai album terbaik oleh BASF Award. Lagi-lagi, Ermy kembali menjadi 'buah bibir' dengan keberhasilannya pada lagu Pasrah ciptaan Ryan Kyoto. ''Saya, sangat bersyukur diberi karunia talenta suara oleh Allah SWT. Sehingga sampai hari ini, kapan, dan di manapun saya menyanyi,'' ungkap Ermy. Kedua lagu ini (Kasih dan Pasrah), sejak pertama beredar 20 tahun lalu hingga kini masih terus diminta para pecinta lagu di Tanah Air.
Pindah ke lain hati
Di sela kesibukannya sebagai ketua Bagian Kesejahteraan Sosial di PAPPRI, ia terus mempersembahkan yang terbaik bagi penggemarnya. Ermy menghadirkan album kolintang bertajuk O, Ina Ni Keke dengan Rupata Grup dan album Siapa Sangka dengan Kwartet pakar musik, seperti Fariz RM, Billy JB, Candra Darusman, dan Purwatjaraka. Album kolaborasinya dengan Indra Lesmana, Saat yang Terindah menjadi Album Terbaik di ajang bergengsi AMI Sharp Awards tahun 2000. Dalam waktu dekat ini, Ermy, bakal meluncurkan album solo dengan diiringi sang pianis, Bubi Chen. ''Tapi masih dalam tarap pembicaraan dan pengumpulan lagu-lagu,'' ungkapnya. Sedianya album tersebut dipersembahkan sebagai karya terbaik untuk negeri ini.
(Republika, 2 Juli 2007)
DISKOGRAFI
Album:
* Cinta (Lagu-lagu Favorite's Grup) (LCC, 1974)
* Jazz Dixie (Irama Tara, 1982)
* Bossas (Lagu-lagu Rinto Harahap) (Granada Record, 1983)
* Pub Music (Granada Record, 1984)
* Cintaku Abadi (Granada Record)
* Walau dalam Mimpi (Vol.2) (Granada Record, 1985)
* Kasih (Vol.3) (Granada Record, 1986)
* Sesal (Vol.4) (Granada Record, 1988)
* Pasrah (Vol.5) (Granada Record 1989)
* Rela (Vol.6) (Granada Record, 1990)
* O, Ina Ni Keke (Album Kolintang) (Granada Record, 1991)
* Siapa Sangka (Vol.7) (Granada Record, 1992)
* Tergoda (Vol.8) (Granada Record, 1994)
* Mama (Album Orkes Kolintang) (Granada Record, 1995)
* Sendiri (Vol.9) (Granada Record, 1996)
* Saat Yang Terindah (RPM, 2000)
* Ireng Maulana All Stars Featuring Ermy Kullit (Sangaji, 2006)
* Untukmu (Platinum, 2006)
* Di Hatiku (Platinum, 2007)
Kompilasi:
* Best (Box / Versi I - Vol.1) (Granada Record-12/92)
* Best (Versi II - Vol.1) (Granada Record-06/98)
* Best (Vol.2 - Kuharus Bagaimana) (Granada Record-12/91)
* Lagu Terbaik (Blackboard, 1993)
* Private Collection (Granada Record- 12/93)
* Private Collection Part 2 (Granada Record)
Lain-lain:
* Festival Lagu Populer Indonesia 1987 (Bulletin, 1987)
* Anugerah
* Ireng Maulana All Stars (Granada Record)
* Sweet Jazzy (Platinum, 2006)
* One Day I Fly Away
* Primavera - The Beginning (Irama Tara, 2007)
* Salahkah
* Saat-saat Yang Indah
* An Evening Of Jazz (Platinum, 2006)
* Untukmu (bersama Iga Mawarni & Johan Untung)
* JakJazz Pro All Stars (Platinum, 2007)
* When I Fall In Love (bersama Margie Segers, Laurence Manaba, Kemala Ayu, Anna Andrea)
* Di Dadaku Ada Kamu
* Menggapai Bahagia (bersama Michael - Indonesian Idol)