Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Saatnya Mereformasi Sistem Finansial Global Sat Nov 15, 2008 3:57 pm | |
| Saatnya Mereformasi Sistem Finansial Global AP/Lawrence Jackson Presiden AS George W Bush berpidato saat jamuan makan malam bersama sejumlah kepala negara menjelang pertemuan G-20 di Gedung Putih, Washington DC, AS, Jumat (14/11). Presiden AS mengundang pemimpin negara-negara anggota G-20, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ke Washington untuk membicarakan masalah krisis finansial dunia.
[WASHINGTON] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, menghadapi krisis finansial global saat ini, yang perlu dilakukan adalah segera merestorasi kepercayaan diri, melindungi sektor riil, dan mereformasi arsitektur finansial internasional.
Selain itu, diperlukan aksi yang terkonsentrasi dan ter-koordinasi untuk melindungi kaum miskin di negara-negara berkembang, dengan mendorong anggaran pembangunan yang berpihak kepada mereka.
"Pertemuan para pimpinan pemerintahan (pertemuan G-20) ini bisa menjadi awal dari proses reformasi arsitektur finansial internasional, yang merefleksikan kenyataan abad ke-21," ujar Presiden, dalam pertemuan dengan US-Indonesia Society (Usindo) di Washington, Jumat (14/11) sore, atau Sabtu (15/11) dini hari WIB.
Presiden menambahkan, dalam pertemuan G-20 yang dimulai Sabtu pagi waktu Washington, dia juga akan mengusulkan perlunya penguatan dana dukungan dari komunitas global untuk membantu negara-negara berkembang guna mendukung pertumbuhan perekonomian mereka dan pembangunan yang berkelanjutan. "Dengan dana dukungan ini, negara-negara berkembang, khususnya di Asia, bisa menempatkan dirinya dengan lebih baik guna bertindak sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia," tegas Presiden, sebagaimana dilaporkan wartawan SP Alex Madji.
Menurutnya, skim itu akan sangat membantu negara- negara dengan tingkat pendapatan masyarakat menengah, paling tidak selama tiga tahun. "Bila usul ini disetujui, kami akan meminta Menteri Keuangan untuk merumuskannya lebih detail dalam 100 hari ke depan," ujarnya.
Presiden berada di AS dalam rangka menghadiri pertemuan G-20, yang membahas krisis global. Selain ke AS, juga akan melawat ke Meksiko, Brasil, dan terakhir ke Peru guna mengikuti KTT Forum Kerja Sama Asia Pasifik (APEC). Turut mendampingi Presiden, antara lain Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Pelaksana Tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita, dan Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga.
Hapus Beda Sikap
Menjelang berlangsungnya pertemuan G-20, para pemimpin dunia diharapkan mampu menyelesaikan perbedaan sikap terkait pasar finansial. Para pemimpin G-20 tampaknya akan menyetujui langkah bersama untuk mengatasi krisis global ini, termasuk meningkatkan belanja pemerintah dan menyediakan dana tambahan bagi Dana Moneter Internasional (IMF).
Namun, pertemuan itu masih dibayangi ketegangan antara Eropa, Rusia, dan anggota G-20 lainnya tentang pengendalian pasar finansial. Pada sisa masa jabatannya, Presiden AS, George Bush masih berusaha mempertahankan sikapnya bahwa kapitalisme pasar bebas adalah mesin penggerak tercapainya kemakmuran, kemajuan, dan mobilitas dalam bidang ekonomi di seluruh dunia. "Semua negara harus menolak proteksionisme, kolektivisme, dan saling mengalahkan, di tengah tantangan yang kita hadapi sekarang," tegas Bush. [AFP/AP/Rtr/FT.com/Bloomberg.com
| |
|