Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Ekonomi Global Suram Wed Nov 12, 2008 3:36 pm | |
| Ekonomi Global SuramRapor Korporasi Memburuk, Pasar Panik [LONDON] Kejatuhan indeks harga saham di bursa seluruh dunia, yang merangkai buruknya laporan kinerja korporasi besar di Amerika Serikat (AS) menjelang akhir 2008, memicu kekhawatiran semakin suramnya prospek pertumbuhan ekonomi global.
Indeks Dow Jones di Bursa Wall Street, New York, pada perdagangan Selasa (11/11) ditutup melemah 176,58 poin (1,99 persen) ke posisi 8.693,96. Indeks bahkan sempat terpuruk hingga 300 poin. Posisi penutupan itu adalah yang terendah sejak 5,5 tahun lalu.
Kejatuhan Dow Jones diikuti sejumlah bursa utama di Eropa. Indeks di Bursa London, FTSE 100, melemah 157,23 poin pada 4.246,69. Indeks DAX di Bursa Frankfurt, Jerman, melemah 263,95 poin ke posisi 4.761,58, dan Indeks CAC, di Bursa Paris ditutup di posisi 3.336,41 atau melemah 169,34 poin.
Kejatuhan indeks berlanjut pada perdagangan di Asia, Rabu (12/11) pagi. Indeks Nikkei 225 di Bursa Tokyo, turun 114,39 poin (1,3 persen) ke level 8.694,91. Sementara itu, Indeks KOSPI di Bursa Korea melemah 24,85 poin (2,2 persen) ke posisi 1.103,88
Hancurnya bursa saham tersebut, seiring dengan paparan kinerja dari Toll Brothers Inc, salah satu pengembang perumahan terbesar di AS, dan Starbucks Corp yang merugi, akibat perlambatan ekonomi dunia. Sebelumnya, perusahaan ritel elektronik, Circuit City Stores Inc, menyatakan, telah meminta fasilitas proteksi kebangkrutan.
Kini, investor berspekulasi mengenai nasib produsen otomotif terbesar di AS, General Motors Corp (GM) yang terancam bangkrut pada 2009. Saham GM berada pada level terendah sejak perang dunia kedua, atau 65 tahun terakhir, jatuh 13 persen menjadi US$ 2,92 per lembar.
Pasar juga memperoleh sentimen negatif dari kabar membengkaknya bailout yang diterima perusahaan asuransi terbesar di AS, American Insurance Group (AIG), menjadi US$ 150 miliar. Selain itu, American Express juga telah beralih menjadi bank komersial, sehingga memungkinkan menerima simpanan masyarakat, termasuk menikmati fasilitas pendanaan dari pemerintah. Hal ini gejala American Express mulai kesulitan dana.
Buruknya rapor kinerja korporasi besar di AS sepanjang minggu ini, telah mengalahkan kelegaan pasar atas pengumuman paket injeksi dana sekitar US$ 600 miliar dari Pemerintah Tiongkok hingga akhir 2010.
Hal tersebut, menjelaskan kepada para investor, bahwa akan sulit untuk mengandalkan kemampuan konsumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Investor tidak membutuhkan data dari pemerintah untuk mengetahui apakah krisis ekonomi masih berlangsung. Laporan kinerja korporasi yang "merah" tersebut, sudah cukup menggambarkan buruknya situasi perekonomian. [AP/Bloomberg.com/RRS] SPD | |
|