Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Mufti Rusia: Akar Penyebab Terorisme Harus Disentuh Wed Dec 24, 2008 7:16 pm | |
| Diskusi di Moskow Mufti Rusia: Akar Penyebab Terorisme Harus DisentuhEddi Santosa - detikNews - Rabu, 24/12/2008 19:05 WIB Moskow - Pemberdayaan kaum moderat merupakan suatu keharusan dalam pengembangan masyarakat modern. Campur tangan pemerintah melalui berbagai mekanisme tidak boleh lekang, jila tidak ingin fundamentalisme muncul dan menjadi ancaman bersama.
Demikian inti dari diskusi antara Ketua Dewan Mufti Rusia Seikh Ravil Gainutdin dengan Dubes RI Hamid Awaludin tentang Root Causes of Terrorism, seperti disampaikan Korfungsi Pensosbud M. Aji Surya kepada detikcom hari ini, (24/12/2008).
Dalam diskusi yang berlangsung kemarin (23/12/2008) itu keduanya sepakat bahwa radikalisme dan fundamentalisme utamanya disebabkan oleh rendahnya pendidikan, kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Ini merupakan konsep yang kurang diakui oleh banyak negara Barat.
Digarisbawahi bahwa Islam moderat sangat penting di negara mana pun, termasuk di Indonesia dan Rusia. Pemahaman pengetahuan ajaran Islam yang mendalam dan maraknya toleransi dalam kehidupan beragama dapat menghindarkan pemikiran radikal dan fundamental yang mengarah pada aksi-aksi kekerasan.
Muslim Rusia
Menurut Seikh Gainutdin, umat muslim Rusia merupakan umat muslim yang cinta damai, berpendidikan dan bersikap toleran terhadap agama lain.
“Salah satu tugas utama Dewan Mufti Rusia adalah terus berupaya menanamkan pendidikan keagamaan terhadap warga Rusia,” ujarnya.
Saat ini di Rusia terdapat lebih dari 24 juta orang menganut agama Islam. Wilayah terbesar adalah Republik Tatarstan, Republik Chechnya, Republik Dagestan dan Republik Ingushetie, serta kota-kota lainnya seperti Moskow, St. Petersburg dan Nizhny Novgorod.
Kemiripan
Di sisi lain, masyarakat dan pemerintah tidak boleh merasa cukup hanya fokus pada pemberantasan tindakan teror dan pemberangusan organisasi di belakangnya.
"Hal-hal yang menjadi sebab musababnya juga harus disentuh," kata Hamid. "Sama. Asbabunuzulnya (root causes) juga penting dalam pemahanan dan penafsiaran ayat Qur’an," sergah sang seikh yang selalu bersorban putih.
Pemberantasan kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan menjadi sangat penting dalam konteks Indonesia dan Rusia, karena memang di kedua negara dua hal tersebut masih menjadi problem. "Keduanya ada kemiripan peta masalah," tambah Hamid.
Menurut Hamid, keterbelakangan pendidikan, perubahan politik, kemiskinan atau masalah ekonomi dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dapat mengarah pada radikalisme dan fundamentalisme yang berujung pada kekerasan, ekstrimisme dan terorisme. "Islam tidak mengajarkan kekerasan. Islam adalah agama yang penuh toleransi," tandasnya.
Kerjasama
Diskusi yang diwarnai siraman salju tipis di luar itu diakhiri dengan menyepakati beberapa program bersama ke depan, seperti bilateral interfaith dialogue Indonesia-Rusia, tukar menukar siswa muslim, kunjungan tokoh Islam dan pengajaran di beberapa perguruan tinggi Islam.
Bahkan, untuk memberikan pemahaman tentang kehidupan umat Islam di Indonesia, pada Februari 2009 Dubes Hamid Awaludin akan memberikan ceramah kepada mahasiswa perguruan tinggi Islam dan tokoh muslim Rusia yang akan dikoordinir oleh Dewan Mufti Rusia.(es/es)
| |
|