Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Pemerintah Siap Jamin 100% Dana Masyarakat Thu Oct 16, 2008 2:18 pm | |
| Pemerintah Siap Jamin 100% Dana Masyarakat SUARA PEMBARUAN DAILY [JAKARTA] Kenaikan jangkauan nilai simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar, merupakan langkah positif, guna menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi setiap pemilik dana. Kebijakan tersebut masih bisa diperluas, jika diperlukan.
Menurut Direktur Penjamin dan Manajemen Risiko LPS, Firdaus Djaelani, di Jakarta, Kamis (16/10), ketika krisis keuangan global memburuk, pemerintah bisa saja menaikkan nilai simpanan yang dapat dijamin hingga menjangkau semua rekening yang ada di bank-bank domestik (100 persen, Red). Pemerintah mempunyai kewenangan yang fleksibel untuk itu. "Itu baru terwujud, bila krisis global mengakibatkan banyak bank bangkrut," tutur dia.
Tetapi, menurut Djaelani, masyarakat pemilik dana tidak perlu panik, karena keadaan perbankan Indonesia masih sehat dan situasinya berbeda dari krisis 1998. Dengan begitu, jika badai krisis mampir ke Indonesia, bank-bank nasional masih bisa menyelamatkan dirinya.
Apabila terdapat beberapa bank yang bangkrut, LPS masih mampu menjamin rekening nasabah bank yang terdaftar sebagai peserta penjaminan. Sebab, ujar dia, LPS mempunyai kemampuan modal internal yang cukup untuk menutup penjaminan. Bila kurang, LPS dapat meminjam dana talangan dari pemerintah. "Bahkan, pemerintah dapat menginjeksi dana kepada LPS sesuai dengan UU 24/2004," tegas dia.
Dia mengatakan, keputusan pemerintah menaikkan nilai simpanan yang dijamin oleh LPS hingga Rp 2 miliar, dengan pertimbangan jumlah rekening yang dijamin mencapai 99,9 persen. Dengan begitu, nasabah dapat menjadi tenang dan mencegah terjadinya kepanikan berlebihan, seperti penarikan dana besar-besaran (rush). "Itu sudah sesuai dengan tujuan LPS yang melindungi nasabah kecil, sehingga merasa aman menggunakan jasa perbankan," tutur dia.
Sementara itu, pengamat perbankan, Aviliani kepada SP mengatakan, peningkatan penjaminan LPS hingga 100 persen memberikan keamanan terhadap dana masyarakat di sistem perbankan nasional. Hal itu, memberikan kepastian kepada masyarakat yang khawatir dananya sulit diambil, sekaligus mencegah rush.
Namun, kenaikan jangkauan penjaminan tersebut, juga mempunyai ekses negatif buat bank maupun nasabah. Meluasnya jangkauan penjaminan, tutur dia, membuat LPS menaikkan suku bunga dan premi penjaminan yang dikenakan kepada bank peserta. Dengan demikian, bank-bank turut menaikkan tingkat suku bunga kredit untuk menutup peningkatan biaya operasional. "Jadi masyarakat akan semakin terbebani dengan dana yang mahal," ujar dia.
Bursa Tertekan
Sementara itu, kekhawatiran investor terhadap ancaman resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) kembali menekan bursa saham global. Setelah Bursa Wall Street ditutup melemah 733,08 poin (7,87 persen) ke posisi 8.577,91 pada perdagangan Rabu (15/10), sejumlah bursa Asia ikut terseret ke zona negatif pada perdagangan Kamis (16/10). Sentimen negatif kembali datang dari AS terkait laporan tentang turunnya angka penjualan ritel sebesar 1,2 persen pada September 2008, jauh lebih rendah dari ekspektasi analis yang memperkirakan hanya 0,6 persen sampai 0,7 persen.
Buruknya angka penjualan ritel menunjukkan ekonomi AS menuju resesi, mengingat dua pertiga dari total perekonomian AS ditopang oleh pengeluaran konsumen.
Akibatnya, bursa saham Asia melemah pada Kamis. Penurunan terbesar, dialami Indeks Nikkei 225 di Bursa Tokyo yang turun lebih dari 9 persen. Hingga pukul 10.50 WIB, Indeks Nikkei 225 melemah 917,16 poin (9,61 persen) ke level 8.630,31. Indeks Hang Seng di Bursa Hong Kong turun 1.168,75 poin (7,31 persen) ke level 14.836,90. Sedangkan Indeks Straits Times di Bursa Singapura turun 136,22 poin (6,39 persen) ke level 1.923,73.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga melemah hingga menyentuh level psikologis 1.400. Penurunan IHSG dipicu aksi jual terhadap saham-saham BUMN, terutama sektor pertambangan. Hal itu, terutama dipicu harga minyak dunia yang kembali anjlok tajam ke posisi
Penurunan harga saham-saham BUMN di sektor pertambangan pada perdagangan sesi pagi ini, bahkan mencapai 8 persen. Hingga pukul 11.00 WIB, IHSG tercatat melemah 56,670 poin (3,73 persen) ke level 1.463,737. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 505,5 juta lembar senilai Rp 755,9 miliar. [RRS/J-9] | |
|