Admin Admin
Jumlah posting : 2244 Registration date : 31.08.08
| Subyek: Yunani dan Domestik Memanas Rupiah Dorong IHSG Terjun Fri May 07, 2010 4:36 pm | |
| Yunani dan Domestik Memanas Rupiah Dorong IHSG Terjun
Suara Pembaruan,Jumat 07 Mei 2010[JAKARTA] Indeks harga saham gabungan (IHSG) di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) makin memanas. Pada pembukaan sesi I, Jumat (7/5) IHSG langsung ambruk 104,771 poin (3,73%) ke posisi 2.705,845. Sementara itu, rupiah pagi ini dibuka pada level Rp 9.370 dari penutupan Kamis (6/5) di posisi Rp 9.233 per dolar AS. Begitu pun dengan bursa regional yang saat IHSG di- buka sedang tertekan parah. Nikkei 225 amblas 400,06 po-in (3,74%) ke level 10.295,63, Hang Seng melemah 253,65 poin (1,26%) menjadi 19.879,76, dan Straits Times turun 33,21 poin (1,17%) ke titik 2.806,44. Penurunan itu karena anjloknya Bursa Wall Street yang pada dini hari ditutup hancur. Indeks Dow Jones ditutup merosot 347,80 poin (3,20%) ke level 10.520,32. Indeks Standard & Poor’s 500 juga merosot 37,75 poin (3,24%) ke level 1.128,15 dan Nasdaq anjlok 82,65 poin (3,44%) ke level 2.319,64. Hal itu akibat pasar yang mengindikasikan kemungkinan masalah Yunani menyebar ke Spanyol dan Eropa sehingga indeks saham terjun bebas hingga 9% dalam 2 jam terakhir perdagangan sebelum akhirnya membaik. Analis CIMB Securities Mastono Ali mengaatakan, dengan jatuhnya nilai tukar rupiah maka tidak sulit untuk memprediksi IHSG turun signifikan hari ini hingga di atas 2%. Meskipun, investor sebaiknya mulai memperhatikan potensi teknikal rebound pada minggu depan dan mencari kesempatan buy on weakness. Adapun, menurutnya, gerak IHSG kali ini akan ditutup di kisaran 2767 hingga 2.735. Pelemahan itu terutama disebabkan turunnya Dow Jones yang merupakan penurunan terbesar sejak Februari 2009 lalu. Selain itu, dari dalam negeri Sri Mulyani yang meninggalkan jabatan sebagai Menkeu juga memicu anjloknya IHSG. “Market sangat kehilangan sosok ibu Ani (Sri Mulyani, Red) yang berani mereformasi financial market di Indonesia menjadi lebih bersih, transparan, dan melawan korupsi,” ujarnya saat dihubungi SP di Jakarta, Jumat pagi.
Eksternal Dominan Menko Perekonomian Hatta Rajasa menepis anggapan bahwa anjloknya IHSG belakangan hari ini dipicu mundurnya Sri Mulyani sebagai Menkeu. “Itu karena faktor global. Trennya memang sedang menurun. Kita mencermati pengaruh dari Yunani, Portugal, dan Spanyol. Di Eropa juga seperti itu. Jadi, saya yakin, ini hanya sementara dan akhirnya investor kembali melihat fundamental ekonomi RI,” kata Hatta di kantor Presiden Kamis kemarin. Ia optimistis, investor asing masih tetap bertahan, sebab Indonesia sebagai emerging market memiliki daya tarik bagi investor. “Saya kira, investor bisa melihat kondisi RI yang semakin baik. Secara fundamental, pasar modal kita cukup kuat,” katanya. Pendapat yang sama juga dilontarkan Direktur Utama BEI Ito Warsito dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany. Ito mengatakan, turunnya IHSG terutama disebabkan faktor global. Namun, secara fundamental prospek IHSG masih bagus, terutama bila dilihat dari naiknya pembukuan laba usaha emiten sepanjang 2009 sebesar 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, Fuad yang juga masuk dalam bursa Menkeu menambahkan, secara fundamental emiten-emiten di Indonesia masih bagus. “Banyak investor yang ingin masuk ke bursa kita karena masih bagus. Terbukti, capital inflow terus masuk ke BEI,” katanya. Sejumlah analis, yakni Budi Ruseno dari Bhakti Securities, Alfiansyah dari Sinar Mas Sekuritas, dan Riset Recapital Securities Poltak Hotradero mengatakan, kombinasi faktor global dan pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menkeu telah merontokkan IHSG. IHSG pada perdagangan, kemarin, kembali terkoreksi 1,25% dan sehari sebelumnya anjlok 3,81%. Seiring dengan itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga melemah karena kekhawatiran pasar terhadap efek krisis utang Yunani yang berpeluang menjalar ke Spanyol, Portugal, dan akhirnya meluas ke zona Eropa, bahkan Asia. Bank Sentral Eropa (ECB) menghadapi tekanan berat untuk segera membantu Yunani menyelesaikan utangnya agar efeknya tidak menjalar ke zona Eropa mengingat nilai tukar euro terhadap dolar AS terus merosot. Utang Yunani mencapai 300 miliar euro (sekitar US$ 236 miliar) atau defisit 13,69% terhadap produk domestik bruto (PDB). Uni Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF) dan ECB telah merundingkan paket bantuan kepada Yunani sekitar 120 miliar euro (US$ 160 miliar). Hanya saja, usulan ECB tersebut belum disetujui parlemen Eropa. “Krisis utang Yunani menjadi perhatian pasar karena dampaknya bisa merusak sistem finansial global dan berpotensi menyusutkan aliran dana ke pasar saham dan pasar uang,” kata Ayako Sera, analis dari Sumitomo Trust & Banking Co di Tokyo, kemarin. Menurut Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Rahmat Waluyanto, dua lembaga pemeringkat internasional, Moody’s dan S&P, menaruh perhatian terhadap mundurnya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan RI. “Saat ke Washington, kemarin (Rabu 5/5), saya bertemu pihak Moddy’s dan S&P. Mereka concern akan dampak yang terjadi akibat politik dalam negeri. Mereka menyuarakan adanya kekhawatiran investor. Tapi, ini semua bergantung bagaimana politikus kita bisa menangani,” katanya. | |
|